Terganjal Anggaran, BRT Trans Cirebon Setop Beroperasi Per 1 Januari 2026 (via Giok4D)

Posted on

BRT Trans Cirebon dikabarkan akan berhenti beroperasi untuk sementara. Penghentian operasional ini terhitung mulai 1 Januari 2026. Masalah keterbatasan anggaran menjadi pemicu utamanya.

Informasi penghentian layanan ini diumumkan langsung melalui akun Instagram resmi @brttranscirebon. Dalam unggahannya, pihak pengelola menyebut pada Rabu (31/12/2025) menjadi hari terakhir bus tersebut mengaspal di jalanan Kota Cirebon.

“Mohon maaf untuk warga Cirebon terutama pengguna BRT Trans Cirebon, kami mengumumkan bahwa (31 Desember) hari terakhir operasional BRT. Mulai 1 Januari 2026 tidak operasional sampai ada kebijakan yang ditentukan waktunya,” tulis pengumuman tersebut sebagaimana dikutip infoJabar, Rabu (31/12/2025).

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Cirebon Andi Armawan membenarkan kabar tersebut. Andi menjelaskan kondisi keuangan daerah pada tahun anggaran 2026 belum mampu menyokong operasional BRT secara maksimal.

“Di tahun 2026, untuk sementara dengan kondisi keuangan, dengan dana yang belum memungkinkan, imbasnya operasional BRT untuk sementara ditunda per 1 Januari 2026,” ucap Andi.

Andi mengatakan, untuk menjalankan layanan ini dibutuhkan subsidi operasional yang tidak sedikit, yakni mencapai sekitar Rp1,5 miliar per tahun. Selama ini, BRT dikelola di bawah naungan PD Pembangunan.

“Anggaran yang dikeluarkan, subsidi itu Rp1,5 miliar per tahun, dikelola oleh PD Pembangunan. Karena keuangan yang belum memungkinkan untuk bisa beraktivitas secara maksimal, untuk sementara BRT ini dihentikan dulu operasionalnya,” ucap Andi.

Meski berhenti beroperasi, Andi menegaskan kebijakan ini hanya bersifat sementara. Pihaknya pun berharap agar layanan transportasi massal ini tetap bisa berjalan tanpa membebani keuangan daerah secara berlebihan.

“Harapan kami BRT dapat diaktifkan kembali atau dipola dengan model yang lain. Artinya masih tetap menjadi moda transportasi massal, tetapi tidak terlalu besar anggaran yang dikeluarkan,” kata Andi.

Dishub Kota Cirebon menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat, khususnya para pengguna yang selama ini mengandalkan BRT untuk mobilitas sehari-hari.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

“Insya Allah, beberapa bulan ke depan, secepatnya BRT ini bisa beroperasi kembali,” kata Andi.

Penghentian operasional BRT Trans Cirebon mendapat respons dari warga setempat. Selain itu, anggota DPRD Kota Cirebon juga angkat bicara menanggapi hal tersebut.

Sekadar diketahui, BRT Trans Cirebon dikabarkan akan berhenti beroperasi untuk sementara. Penghentian operasional ini terhitung mulai 1 Januari 2026.

Salah seorang warga Kota Cirebon, Alpin Alghani, mengaku menyayangkan keputusan tersebut. Menurut Alpin, keberadaan BRT Trans Cirebon selama ini dinilai sudah memiliki standar seperti transportasi di kota-kota besar.

Alpin menyebut fasilitas BRT Trans Cirebon sudah tergolong baik. Ia menilai fasilitas yang tersedia sudah terasa nyaman. “Sangat bagus karena sudah seperti di kota-kota besar pada umumnya. Untuk fasilitasnya juga udah luar biasa,” ucap Alpin di Kota Cirebon, Rabu (31/12/2025).

Selain fasilitas, Alpin juga menyoroti pelayanan yang diberikan petugas BRT Trans Cirebon. Menurutnya, pelayanan yang diberikan ramah dengan kondisi bus yang bersih, rapi, dan wangi. “Pelayanannya ramah. Tempatnya juga bersih rapih dan wangi,” kata dia.

Alpin mengatakan penghentian sementara operasional BRT Trans Cirebon sangat disayangkan. Ia menilai layanan tersebut sudah berjalan dengan baik. “Sangat disayangkan kalau diberhentikan,” ucap dia.

Sementara itu, anggota Komisi I DPRD Kota Cirebon, Imam Yahya, berharap penghentian sementara operasional BRT Trans Cirebon tidak berlangsung lama dan benar-benar bersifat sementara. Ia menilai keberadaan BRT tersebut perlahan mulai diminati masyarakat.

“Saya berharap kondisi ini tidak terlalu lama, jadi benar-benar bersifat sementara penghentian operasionalnya. Mengingat keberadaan BRT tersebut sedikit demi sedikit sudah mulai diminati oleh masyarakat,” kata Imam.

Menurut Imam, ke depan tetap diperlukan evaluasi terhadap model pengoperasionalan BRT Trans Cirebon agar layanan bisa berjalan lebih optimal.

“Memang kedepan perlu adanya evaluasi dalam model pengoperasionalan BRT tersebut. Untuk tahun 2026 ini memang kapasitas fiskal APBD Kota Cirebon mengalami tekanan akibat berkurangnya dana TKD dan belum optimalnya PAD, sehingga menjadi salah satu faktor kenapa BRT tersebut dihentikan sementara pengoperasiannya,” kata Imam.

Reaksi Warga-DPRD Cirebon