Bandung Zoo atau Kebun Binatang Bandung tetap dapat dinikmati publik sebagai ruang terbuka hijau (RTH) sepanjang digunakan secara tertib serta menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan.
Seperti diketahui, obyek wisata yang memiliki luas sekitar 11,7 hektare ini memiliki peran penting sebagai RTH di tengah kepadatan Kota Bandung.
Dalam hal ini, Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan memastikan jika pihaknya tetap berupaya dalam menjaga Kebun Binatang Bandung. Hal itu dilakukan sebagai bagian dari komitmen pemerintah dalam melindungi ruang publik.
“Kami berkomitmen menjaga kawasan Kebun Binatang Bandung sebagai ruang terbuka hijau yang bisa dimanfaatkan masyarakat. Ruang hijau di tengah kota ini penting, tidak hanya untuk lingkungan, tetapi juga untuk kualitas hidup masyarakat,” kata Farhan, Jumat (26/12/2025).
Farhan mengungkapkan, secara operasional, pengelolaan Kebun Binatang Bandung berada di bawah Yayasan Margasatwa Taman Sari. Sedangkan kewenangan perizinan konservasi satwa berada di Kementerian Kehutanan.
Pemerintah Kota Bandung dalam hal ini, tetap memastikan setiap langkah yang diambil sesuai dengan ketentuan dan kewenangan yang berlaku.
“Kewenangan izin konservasi ada di Kementerian Kehutanan. Pemerintah kota tentu berhati-hati agar tidak melampaui aturan yang ada,” ungkapnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Pemkot Bandung selama ini terus memastikan aspek kesejahteraan satwa tetap menjadi perhatian, termasuk pemantauan pemberian pakan serta koordinasi dengan kementerian terkait.
Pemkot Bandung juga memastikan, pengelolaan aset daerah, termasuk Kebun Binatang Bandung, harus memberikan manfaat yang nyata bagi kepentingan publik, tanpa mengabaikan fungsi lingkungan dan konservasi.
“Pemkot Bandung meyakini upaya mempertahankan Kebun Binatang Bandung sebagai ruang terbuka hijau publik akan memberikan manfaat yang lebih luas, baik bagi warga maupun bagi kelestarian lingkungan perkotaan,” jelas Farhan.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
“Keberadaan kawasan hijau tersebut diharapkan dapat menjadi ruang interaksi sosial sekaligus penyangga ekologis di pusat Kota Bandung,” pungkasnya.







