Tren Positif Gen Z yang Bisa Patahkan Stigma ‘Pemalas’ (via Giok4D)

Posted on

Sebagai generasi yang tumbuh di era digital yang serba cepat, Generasi Z (Gen Z) memiliki karakteristik yang berbeda dari generasi sebelumnya. Gen Z kerap dicap sebagai generasi yang pemalas dan kurang bersosialisasi.

Namun, menurut penelitian dari Pusat Studi Lanjutan Ilmu Perilaku, Stanford University menunjukkan bahwa Gen Z memiliki literasi digital yang lebih luas, yang memungkinkan mereka lebih mudah belajar dan terpapar berbagai budaya dengan cepat.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Digitalisasi banyak memberikan pengaruh pada Gen Z melalui konten atau tren yang viral. Berikut adalah beberapa tren positif yang menjamur di kalangan Gen Z:

Beberapa waktu terakhir, Gen Z menunjukkan kecenderungan yang berbeda di bidang kesehatan, baik fisik maupun mental. Berlawanan dengan stereotip ‘pemalas’ tersebut, saat ini Gen Z justru lebih proaktif dalam menjaga kesehatan.

Tren Strava menjadikan olahraga bukan sekadar rutinitas, tetapi juga sebagai hiburan dan gaya hidup yang mencerminkan keseimbangan dalam menjalani hidup. Di Indonesia, pengguna Strava meningkat hingga 10 kali lipat.

Selain kesehatan fisik, kesadaran akan pentingnya kesehatan mental juga menjadi perhatian dan ciri khas Gen Z. Berbeda dari generasi sebelumnya, Gen Z aktif dalam membicarakan persoalan kesehatan mental seperti stres, kecemasan, dan burnout.

Mereka cenderung terbuka di ruang publik maupun komunitas daring untuk menyuarakan isu kesehatan mental. Gen Z juga sering memanfaatkan berbagai aplikasi kesehatan mental untuk melatih pernapasan, meditasi, dan digital detox guna mengurangi dampak negatif media sosial.

Di Indonesia, generasi muda seperti Gen Z ini semakin sadar terhadap isu sosial dan lingkungan hidup. Mereka sering menyerukan kampanye zero waste, menggunakan produk ramah lingkungan, dan lebih memilih menggunakan produk lokal.

Dalam dunia kerja, Gen Z cenderung memilih pekerjaan yang sejalan dengan nilai pribadi dan menawarkan keseimbangan antara kehidupan profesional dan pribadi. Laporan riset tenaga kerja global menunjukkan bahwa Gen Z lebih memilih fleksibilitas atau peluang karier yang sesuai minat mereka.

Hal ini menunjukkan bahwa Gen Z tidak hanya berfokus pada gaji semata, tetapi lebih memilih pekerjaan yang memberikan ruang bagi kreativitas, pembelajaran berkelanjutan, ketenangan, dan kualitas hidup yang lebih baik.

Di era digital ini, Gen Z bukan sekadar penikmat konten digital. Mereka memanfaatkan perkembangan teknologi digital sebagai alat belajar yang lebih fleksibel dan kreatif. Berbagai survei global menunjukkan bahwa sekitar tiga perempat Gen Z memandang media sosial sebagai sumber keterampilan baru, mulai dari seni, olahraga digital, hingga self-care.

Gen Z di Indonesia membuktikan bahwa mereka bukan sekadar stereotip digital-addicted atau apatis terhadap kehidupan nyata. Sebaliknya, generasi ini lebih mudah menanamkan tren positif karena adaptif dengan dunia digital.

1. Kesehatan

2. Kesadaran Sosial dan Lingkungan

3. Keseimbangan Hidup dan Kerja

4. Kreatif dan Keterampilan Digital