Mimpi Paling Mengerikan dari Bencana di Aceh

Posted on

Bencana banjir besar yang melanda sejumlah wilayah di Aceh memicu kekhawatiran serius dari Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem). Ia menyoroti kondisi para pengungsi yang dinilai makin kritis, terutama mereka yang berada di daerah-daerah terisolasi.

Mualem mengungkapkan kekhawatirannya secara terbuka saat ditemui wartawan. Ia membayangkan mimpi paling buruk dari situasi saat ini, yaitu para korban mati karena kelaparan.

“Kondisi pengungsi sangat membimbangkan (mengkhawatirkan), mereka mati bukan karena banjir, tapi mati karena kelaparan, itu saja,” kata Mualem dikutip dari infoNews, Minggu (7/12/2025).

Menurutnya, ada beberapa daerah yang terdampak paling parah, yakni Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, dan sebagian Bireuen. Di wilayah-wilayah tersebut, kebutuhan paling mendesak saat ini adalah pasokan bahan makanan dan air bersih.

“Masyarakat sangat membutuhkan sembako, terutama di pedalaman belum terjamah,” jelasnya.

Penyaluran bantuan disebut menghadapi tantangan berat. Akses darat ke sejumlah kawasan terputus, sehingga logistik harus dikirim menggunakan jalur air.

Mualem menegaskan bahwa pengiriman bantuan ke daerah pedalaman hanya bisa dilakukan menggunakan perahu karet, karena jalan darat sama sekali tidak bisa dilalui. Ia pun meminta seluruh pihak untuk aktif bergerak.

Selain pemerintah, perangkat desa diminta ikut berperan agar distribusi bantuan tidak terhambat. Di saat bersamaan, banyak fasilitas umum dilaporkan rusak berat.

Dalam kunjungan langsung ke daerah terdampak, Mualem mengaku terkejut dengan kondisi di lapangan. Baginya, skala kehancuran yang terlihat mengingatkannya pada tragedi besar di masa lalu.

“Saya pribadi melihat banjir dan longsor ini adalah tsunami kedua,” ujarnya.

Tak hanya soal korban, Mualem juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap banyaknya permukiman yang hilang diterjang banjir dan longsor hebat.

“Banyak kampung dan kecamatan yang tinggal nama sekarang. Jadi mereka sudah banyak korban,” kata Mualem.

Ia menggambarkan kesedihannya saat menyaksikan langsung situasi di wilayah paling terdampak.

Weuh hate (sedih sekali) dan juga dengan rasa waswas kalau kita lihat beberapa kabupaten urgen sekali, parah sekali, lebih banyak korban jiwa,” jelas Mualem.

Ia kembali menegaskan bahwa empat wilayah yang paling memprihatinkan adalah Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, dan sebagian Bireuen.

“Terutama sekali di empat kabupaten. Itu Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, dan sebagian Bireuen, itu yang paling kita sesali lah. Tapi apa boleh buat, itu bencana alam. Setiap bencana ada hikmahnya,” lanjutnya.

Kondisi terparah, menurut Mualem, terjadi di Aceh Tamiang. Wilayah itu disebut mengalami kerusakan hampir menyeluruh, dari hulu hingga ke wilayah pesisir.

“Aceh Tamiang hancur habis, atas sampai bawah sampai jalan sampai ke laut habis semuanya. Yang paling terpuruk adalah Aceh Tamiang,” ujar Mualem.

Artikel ini telah tayang di infoNews

Kengerian yang Terjadi

Tak hanya soal korban, Mualem juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap banyaknya permukiman yang hilang diterjang banjir dan longsor hebat.

“Banyak kampung dan kecamatan yang tinggal nama sekarang. Jadi mereka sudah banyak korban,” kata Mualem.

Ia menggambarkan kesedihannya saat menyaksikan langsung situasi di wilayah paling terdampak.

Weuh hate (sedih sekali) dan juga dengan rasa waswas kalau kita lihat beberapa kabupaten urgen sekali, parah sekali, lebih banyak korban jiwa,” jelas Mualem.

Ia kembali menegaskan bahwa empat wilayah yang paling memprihatinkan adalah Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, dan sebagian Bireuen.

“Terutama sekali di empat kabupaten. Itu Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, dan sebagian Bireuen, itu yang paling kita sesali lah. Tapi apa boleh buat, itu bencana alam. Setiap bencana ada hikmahnya,” lanjutnya.

Kondisi terparah, menurut Mualem, terjadi di Aceh Tamiang. Wilayah itu disebut mengalami kerusakan hampir menyeluruh, dari hulu hingga ke wilayah pesisir.

“Aceh Tamiang hancur habis, atas sampai bawah sampai jalan sampai ke laut habis semuanya. Yang paling terpuruk adalah Aceh Tamiang,” ujar Mualem.

Artikel ini telah tayang di infoNews