Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Indramayu mendorong sekolah-sekolah di wilayahnya untuk memperkuat pelaksanaan gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS). Gerakan ini menjadi dasar bagi sekolah yang ingin meraih predikat Adiwiyata.
Kepala DLH Kabupaten Indramayu Dedi Agus Permadi mengatakan melalui program tersebut pihaknya berharap kesadaran akan kebersihan dan budaya menjaga lingkungan dapat ditanamkan sejak dini kepada anak-anak.
“Kita ingin pendidikan tentang lingkungan hidup seperti pola hidup bersih, hijau, hemat air, hemat listrik, dan lain sebagainya bisa ditanamkan sejak dini. Harapannya, kebiasaan itu nantinya bisa terbawa hingga mereka dewasa,” kata dia.
Dedi menambahkan, saat ini sudah ada empat sekolah yang dinilai memenuhi kriteria sebagai Sekolah Adiwiyata. Ia meminta sekolah-sekolah tersebut untuk mempertahankan capaian yang telah diraih dengan melaksanakan gerakan PBLHS secara berkelanjutan sekaligus meningkatkan kualitasnya.
“Kita harapkan sekolah-sekolah tersebut bisa tetap mempertahankan kebiasaan berbudaya lingkungan tersebut, bukan hanya pada saat dilakukan penilaian Adiwiyata saja,” ucap Dedi.
Sementera itu, Kepala Bidang Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DLH Kabupaten Indramayu Leila Indrayani menjelaskan pada tahun ini terdapat sejumlah sekolah yang telah ditetapkan menjadi Sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten Tahun 2025.
Dalam mendukung sekolah-sekolah tersebut, DLH Indramayu telah melakukan berbagai kegiatan pembinaan dan pendampingan. Langkah ini dilakukan agar sekolah dapat memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan gerakan PBLHS.
“Kami melakukan pembinaan dan pendampingan karena ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi oleh sekolah,” ujar Leila di Indramayu, Jumat (28/11/2025).
Pendampingan yang diberikan DLH mencakup sosialisasi dan penjelasan mengenai Sekolah Adiwiyata, termasuk gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah atau PBLHS, verifikasi dokumen persyaratan, serta membantu proses input evidence (bukti dukung) ke dalam aplikasi.
Terkait dengan program tersebut, Leila menjelaskan Kementerian Lingkungan Hidup telah menyiapkan aplikasi SIDIA, yaitu Sistem Informasi Adiwiyata. Aplikasi itu digunakan untuk memantau dan menilai pelaksanaan gerakan PBLHS serta mempermudah proses pendaftaran dan penilaian calon sekolah Adiwiyata.
“Ada aplikasi dari KLH, namanya SIDIA. Semua sekolah yang dicalonkan harus masuk ke aplikasi itu. Di aplikasi tersebut ada kriteria-kriteria yang harus dipenuhi, termasuk menyertakan dengan bukti dukung atau evidencenya,” terang Leila.
Selain itu, DLH melakukan kunjungan lapangan untuk melihat langsung praktik penerapan gerakan di sekolah. Kegiatan ini mencakup peninjauan pengelolaan sampah, penghematan energi, penghijauan, penerapan materi lingkungan dalam pembelajaran, dan beberapa hal lainnya.
“Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Misalnya tentang pengolahan sampah, gerakan menanam pohon, hemat menggunakan air, hemat menggunakan listrik, mengurangi sampah plastik, membawa tumbler minum, dan lain-lain. Kegiatannya juga harus masuk dalam kurikulum,” kata dia.
Pada tahun ini, Leila menyebut ada empat sekolah di Kabupaten Indramayu yang akan meraih predikat Sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten.
“Ada empat sekolah yang dinilai sudah memenuhi persyaratan sebagai Sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten. Kami masih mencari waktu agar Pak Bupati dapat menyerahkan penghargaan tersebut,” ujarnya.
Ke depan, DLH Kabupaten Indramayu menargetkan jumlah sekolah Adiwiyata dapat terus bertambah. Untuk itu, DLH berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) serta Kemenag dalam proses pengusulan calon sekolah Adiwiyata.
“Untuk di tahun 2026 nanti mungkin akan lebih banyak, kurang lebih ada sebanyak 43 yang diusulkan menjadi calon sekolah Adiwiyata. Jadi dari masing-masing tingkatan sekolah, ada keterwakilan 10 sekolah, SD 10, SMP 10, MI 10, MTS 10, dan sekolah swasta 3,” kata dia.







