Mencla-mencle Mason Greenwood dan Penolakan dari Timnas Jamaika

Posted on

Saat Timnas Jamaika bersiap menghadapi salah satu momen paling menentukan dalam sejarah sepakbolanya, sebuah perdebatan justru mencuat dari ruang ganti. Bukan soal taktik, bukan pula soal calon lawan di Playoff Interkontinental Piala Dunia 2026, melainkan tentang satu nama yang tengah bersinar di Eropa, yaitu Mason Greenwood.

Dikutip dari infoSport, Greenwood, yang baru memutuskan berganti kewarganegaraan dari Inggris ke Jamaika (negeri asal kakek-neneknya), sebenarnya sudah masuk dalam rencana federasi sejak awal tahun. Namun proses administrasi, penolakan pemanggilan sebelumnya, hingga keraguannya sendiri membuat sang penyerang tertunda mengenakan seragam Reggae Boyz.

Kini, saat Jamaika tinggal selangkah lagi menuju Piala Dunia, wacana pemanggilan Greenwood kembali mencuat. Performa pemain Marseille itu memang menggoda, ia mencetak 33 gol dalam 53 pertandingan, termasuk gelar top skor Ligue 1 musim lalu.

Namun bagi para pemain Jamaika, statistik itu tidak serta-merta cukup untuk membalikkan ingatan mereka terhadap proses panjang yang sudah dilalui tim.

Isaac Hayden, salah satu sosok senior di tim, menjadi yang paling vokal menyuarakan keberatan. Ia menilai kesempatan di level tertinggi tidak boleh diberikan kepada pemain yang sebelumnya tidak siap berkomitmen.

“(JFF) terobsesi dengan nama-nama besar dan berusaha merekrut lebih banyak pemain. Mereka ingin memiliki tim terbaik di lapangan, tetapi saya sudah mengatakannya kepada JFF: ‘Jika seorang pemain tidak bersedia berkomitmen untuk putaran terakhir kualifikasi, kecuali mereka cedera, saya tidak mengerti mengapa mereka harus bergabung dengan grup pada bulan Maret atau di akhir musim jika kami lolos’. Hal itu tidak boleh terjadi,” ujarnya.

Hayden mengakui kualitas Greenwood, tetapi baginya persoalan itu lebih dalam dari sekadar teknik dan gol.

“Kualitas Greenwood memang tidak perlu diragukan, jika melihat gol-golnya. Tapi ini bicara soal prinsip dan integritas. Jika ada pemain yang tiba-tiba dipanggil hanya karena Piala Dunia, maka itu akan jadi lelucon. Akan banyak omongan soal si pemain dan juga federasi yang membiarkan itu terjadi,” sambungnya.

Nada serupa datang dari lini belakang. Amari’i Bell, bek Charlton Athletic, menyebut kehadiran pemain yang baru bergabung menjelang Piala Dunia berpotensi merusak dinamika tim yang sudah bekerja keras sejak awal.

“Banyak dari kami yang sudah berjuang keras selama bertahun-tahun, berkorban keringat dan air mata untuk negara ini, dengan drama-drama yang terjadi di belakang. Kami semua harus berurusan dengan itu. Tidak adil rasanya untuk para pemain yang sudah melalui proses dan tidak bisa lagi bermain di Piala Dunia. Ini agak kontroversi jadinya,” ujarnya.

Artikel ini telah tayang di infoSport