Rentetan gempa bumi mengguncang wilayah Kabupaten Bandung sejak Rabu (19/11) malam hingga Kamis (20/11) dini hari. Berdasarkan catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), total ada sembilan kali gempa yang terjadi dalam rentang waktu tersebut.
Gempa pertama tercatat pada Rabu malam sekitar pukul 22.54 WIB, dengan kekuatan magnitudo (M) 3,1. Sementara itu, gempa kesembilan atau yang terakhir terjadi pada Kamis dini hari pukul 00.26 WIB dengan magnitudo 3,2.
Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang, Dr. Hartanto, menjelaskan gempa-gempa tersebut termasuk dalam kategori gempa dangkal yang dipicu aktivitas sesar aktif. Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, rangkaian getaran ini memiliki karakteristik gempa tektonik dangkal.
“Dampak gempa bumi berdasarkan laporan dari masyarakat, gempa bumi ini dirasakan di wilayah Pangalengan dengan Skala Intensitas III – IV MMI,” kata Hartanto dalam keterangan tertulis yang diterima infoJabar.
Getaran terasa jelas di dalam rumah, menyerupai getaran ketika truk besar melintas. Selain itu, sejumlah wilayah lain seperti Banjaran, Ibun, Kertasari, Pasirjambu, Baleendah, dan Margaasih juga merasakan guncangan dengan intensitas MMI II-III. Di beberapa lokasi, jendela dan pintu dilaporkan berderik, dinding berbunyi, serta gerabah yang tersimpan sempat bergetar.
“Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa bumi tersebut,” ujarnya.
Hartanto menambahkan, gempa awal berkekuatan magnitudo 3,1 pada 19 November pukul 22.54 WIB diikuti delapan gempa susulan. Hasil monitoring BMKG hingga 20 November pukul 01.20 WIB mencatat total sembilan kejadian, dengan magnitudo terbesar 3,4 yang terjadi pukul 00.31 WIB dan magnitudo terkecil 1,0 yang terjadi pukul 00.50 WIB.
Ia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak termakan isu yang beredar tanpa dasar yang jelas. Masyarakat diminta mengandalkan informasi resmi dari BMKG melalui kanal komunikasi yang telah terverifikasi.







