Datang ke puskesmas bukan perkara mudah untuk para lansia. Jarak yang jauh, jalan tak mulus, hingga keterbatasan fisik membuat sebagian dari mereka melewatkan pemerkisaan kesehatan rutin.
Untuk menutup celah itu, puskesmas di Kabupaten Sukabumi mulai menjalankan pelayanan jemput bola. Tenaga kesehatan turun ke kampung membawa perlengkapan dasar seperti tensimeter, alat cek gula darah, serta obat kontrol untuk penyakit tidak menular.
Pendekatan ini dilakukan karena jumlah lansia yang membutuhkan pemantauan rutin cukup besar, sementara akses mereka ke fasilitas kesehatan tidak selalu terjamin.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Masykur Alawi menyatakan, bahwa pola layanan ini memang muncul sebagai respons atas kondisi lapangan yang dicatat dalam laporan resmi Bidang Upaya Kesehatan.
“Layanan jemput bola diperuntukkan bagi kelompok rentan, termasuk lansia yang kesulitan datang ke puskesmas,” kata Masykur dalam keterangan tertulis kepada infoJabar.
Program ini dijalankan melalui puskesmas bergerak dan petugas pelayanan primer. Mereka mendatangi titik-titik yang dinilai sulit terjangkau, terutama di wilayah selatan yang jaraknya cukup jauh dari pusat layanan.
“Sebagian lansia tinggal di wilayah yang cukup jauh dari puskesmas, sehingga mereka membutuhkan pendekatan aktif dari tenaga kesehatan,” ujar Masykur.
Puskesmas juga kerap menggelar pemeriksaan berkala di balai desa atau posyandu lansia. Pemeriksaan tensi, gula darah, hingga edukasi tentang penyakit kronis dilakukan dalam sesi singkat yang diikuti puluhan warga lanjut usia.
Meski tidak sepenuhnya menyelesaikan persoalan akses kesehatan, pendekatan jemput bola ini dianggap sebagai langkah realistis untuk memastikan lansia tetap terpantau kesehatannya.
“Layanan jemput bola ini dilakukan agar kelompok rentan tetap mendapatkan pemeriksaan dan pemantauan kesehatan secara teratur,” kata Masykur.
Program ini menjadi salah satu bentuk adaptasi puskesmas di Sukabumi menghadapi tantangan geografis dan kondisi sosial di lapangan sekaligus upaya menghindari pemburukan kondisi kesehatan pada kelompok usia lanjut.
Program ini dijalankan melalui puskesmas bergerak dan petugas pelayanan primer. Mereka mendatangi titik-titik yang dinilai sulit terjangkau, terutama di wilayah selatan yang jaraknya cukup jauh dari pusat layanan.
“Sebagian lansia tinggal di wilayah yang cukup jauh dari puskesmas, sehingga mereka membutuhkan pendekatan aktif dari tenaga kesehatan,” ujar Masykur.
Puskesmas juga kerap menggelar pemeriksaan berkala di balai desa atau posyandu lansia. Pemeriksaan tensi, gula darah, hingga edukasi tentang penyakit kronis dilakukan dalam sesi singkat yang diikuti puluhan warga lanjut usia.
Meski tidak sepenuhnya menyelesaikan persoalan akses kesehatan, pendekatan jemput bola ini dianggap sebagai langkah realistis untuk memastikan lansia tetap terpantau kesehatannya.
“Layanan jemput bola ini dilakukan agar kelompok rentan tetap mendapatkan pemeriksaan dan pemantauan kesehatan secara teratur,” kata Masykur.
Program ini menjadi salah satu bentuk adaptasi puskesmas di Sukabumi menghadapi tantangan geografis dan kondisi sosial di lapangan sekaligus upaya menghindari pemburukan kondisi kesehatan pada kelompok usia lanjut.







