Asal-usul Kata Pawon, Warisan Bahasa Sunda yang Sarat Filosofi

Posted on

Pawon Jawa Barat akan turut menjadikan West Java Festival (WJF) 2025 yang berlangsung akhir pekan ini lebih istimewa. Masakan khas Sunda siap untuk memanjakan lidah para pengunjung.

“Buat kamu yang kepo sama gastronomi Jawa Barat, siap-siap ya Karena tahun ini, Pawon Jabar bakal hadir di WJF 2025!” tulis akun instagram resmi Promosi Pariwisata Jawa Barat @smiling.westjava, seperti dilihat infoJabar, Sabtu (8/11/2025).

Menurut akun tersebut, Pawon Jawa Barat bukan hanya memasak bahan-bahan berkualitas yang dihasilkan para petani di desa-desa, namun juga menghadirkan makna dalam setiap cecapan makanan.

Namanya ‘Pawon Jawa Barat’. Apa sebenarnya arti kata pawon? Simak penjelasannya di bawah ini yuk!

Pawon adalah bahasa Sunda yang merupakan rubahan-rubahan dari kata ‘awu’, ‘hawu’, ‘pahawuan’ hingga menjadi ‘pawon’. Kita akan memulainya dari kata ‘awu’.

‘Awu’ merupakan basa Sunda yang diserap dari bahasa Jawa yang artinya abu. Sunda sendiri punya kata khsusu untuk abu, yaitu ‘lebu’. Awu kemudian dibuat otentik oleh lisan Sunda menjadi ‘hawu’.

‘Hawu’ secara bahasa adalah tempat di mana banyak abu di situ. Secara istilah, hawu adalah sebuah tempat untuk menyalakan kayu bakar demi kepentingan memasak. Dalam bahasa Indonesia hawu adalah tungku. Hawu tentu punya tempatnya, yaitu di ‘pahawuan’.

‘Pahawuan’ merupakan sebuah ruangan, biasanya besar pada rumah-rumah orang Sunda dahulu, di mana hawu berada. Ruangan yang besar memungkinkan asap dari kayu bakar tidak membuat pengap, sebab keburu tersirkulasi dengan baik. Pahawuan berarti tempat memasak atau dapur.

Orang Sunda sering mengucapkan kata yang berakhir -uan dengan menggantinya dengan -on. Contoh kata ‘Kamalayuan’, yaitu berbicara mencampurkan Sunda dengan Melayu. Kamalayuan diucapkan ‘Kamalayon’.

Dalam dunia pewayangan ada ‘Kayon’, yaitu gunung-gunungan yang bergambarkan pohon hayat, yang biasanya muncul sebagai penanda sebuah babak dalam lakon wayang golek. Kayon asalnya Kayuan.

Nah, demikian juga dengan pahawuan, akhiran -uan diganti saja dengan -on, menjadi ‘pahawon’. Seiring dengan lisan Sunda yang beragam, pahawon dikatakan ‘pawon’ belaka. Menurut Kamus Sundadigi, pawon berarti ‘adegan anu dieusian ku hawu’ (ruangan yang padanya ada tungku).

Selain maknanya sebagai dapur, kata ‘pawon’ di Jawa Barat juga dipakai sebagai nama sebuah gua yang di dalamnya ditemukan peninggalan purbakala. Gua Pawon, demikian namanya. Gua alami ini berada di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, atau sekitar 25 km arah barat Kota Bandung.

Tempat ini merupakan sebuah tempat yang penting bagi orang Sunda. Di Gua Pawon, pernah ditemukan kerangka-kerangka manusia purba terlipat yang diduga adalah nenek moyang orang Sunda.

Selain itu, ada pula perkakas-perkakas yang terbuat dari batu obsidian dan jenis batuan lainnya yang mereka raih dari luar gua. Khusus tentang obsidian, konon, ketika Bandung Purba masih berupa danau, orang-orang purba itu menyusuri tepian danau untuk mencapai wilayah yang banyak batu obsidiannya, yaitu yang kini dikenal sebagai Kendan, Nagreg, Kabupaten Bandung atau daerah Kandangwesi, Kabupaten Garut. Perkakas dari batu yang keras dan tajam sisinya itu dipakai untuk berburu dan kepentingan lainnya di masa tersebut.

Arti Kata Pawon

Pawon Sebagai Nama Gua Purbakala di Jawa Barat