Bijak Kelola Keuangan Sejak Dini, Kunci Sejahtera di Masa Pensiun

Posted on

Di tengah tren gaya hidup serba cepat dan konsumtif, semakin banyak masyarakat yang lebih memilih menghabiskan uang demi kesenangan sesaat ketimbang menabung atau berinvestasi.

Fenomena ini, menurut Pemasaran Unit Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) bank bjb Fanny Atika bisa menjadi ancaman serius bagi kesejahteraan di masa depan, terutama ketika seseorang tak lagi berada di usia produktif.

Hal itu disampaikan dalam talk show bertema “Bijak Mengelola Keuangan Sejak Dini” pada acara West Java Festival 2025 di Kiara Artha Park, Kota Bandung, Sabtu (8/11/2025). Fanny mengingatkan bahwa masa pensiun merupakan keniscayaan yang perlu disiapkan sejak dini.

“Terkadang sebagian besar dari kita lupa bahwa tidak selamanya kita akan mengalami masa produktif. Suatu ketika kita akan memasuki usia pensiun atau sudah tidak produktif,” ujar Fanny.

Ia menegaskan, masa pensiun merupakan kondisi yang pasti akan dihadapi oleh setiap orang yang bekerja. Namun, tidak semua orang mempersiapkannya dengan baik.

“Masa pensiun itu bukan soal waktu, tapi soal keadaan. Banyak orang beranggapan perlu dana besar untuk memulainya, padahal berapa pun penghasilan kita, bisa mulai dari sekarang. Jadi pensiun itu bukan ‘gimana nanti’, tapi ‘nanti gimana yaa’,” ucapnya.

Dalam sesi talk show, Fanny menyoroti kebiasaan masyarakat yang semakin konsumtif. Menurutnya, gaya hidup semacam ini muncul karena dorongan lingkungan, gengsi, atau tren produk terbaru.

“Gaya hidup konsumtif identik dengan membeli barang berdasarkan keinginan, bukan kebutuhan, dan dilakukan secara berlebihan. Lingkungan dan gengsi sering kali mendorong pola ini. Untuk menyikapinya, perlu ada pengaturan manajemen keuangan secara individu, berapa pun penghasilan kita,” ungkapnya.

Fanny memaparkan tiga langkah sederhana untuk mulai mengatur keuangan dengan bijak, yakni membuat anggaran dan mencatat keuangan, mengatur anggaran sesuai prioritas, serta mulai berinvestasi sesuai kemampuan.

“Dengan kebiasaan itu, kita bisa mencegah pengeluaran berlebihan, memiliki dana taktis saat keadaan mendesak, meminimalisir utang, dan mempersiapkan masa depan agar lebih sejahtera,” ujarnya.

Dalam paparannya, Fanny juga menjelaskan konsep financial life cycle, tahapan keuangan seseorang sepanjang hidupnya.

“Kita tidak selamanya dalam kondisi yang produktif atau kondisi yang menghasilkan income. Sebagai contoh financial life cycle seseorang mulai dari usia 0 sampai dengan 60 tahun,” tegas Fanny.

Ia menjabarkan, pada usia 0-20 tahun seseorang belum produktif dan bergantung pada orang tua. Usia 20-25 tahun adalah masa transisi menuju dunia kerja, sementara usia 25-50 tahun merupakan fase paling produktif untuk berinvestasi.

Usia 50-55 tahun menjadi masa persiapan pensiun, dan setelah usia 55 tahun, seseorang biasanya sudah tidak memiliki penghasilan tetap.

“Di usia inilah kita mulai menggunakan investasi yang sudah kita lakukan selama usia produktif. Semakin besar persiapan kita maka semakin baik,” ujarnya.

DPLK bank bjb, lanjut Fanny, aktif melakukan edukasi dan literasi keuangan ke berbagai lapisan masyarakat, tidak hanya pekerja formal tetapi juga kalangan informal.

“Kami melakukan edukasi keuangan baik secara mandiri maupun bekerja sama dengan berbagai pihak. Pekerja informal seperti petani, peternak, dan pekerja seni juga menjadi sasaran kami,” tuturnya.

Fanny mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam memilih instrumen investasi. Ia menekankan agar masyarakat memilih produk yang sesuai kebutuhan, dan memastikan legalitasnya.

“Pilihlah produk investasi yang sudah berizin dari regulator, dan pahami mekanismenya secara detail. Yang terpenting, sesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan keuangan kita, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang,” tandasnya.

West Java Festival 2025 didukung oleh Bank BJB (Official Banking Partner), Le Minerale (Official Mineral Water), serta sejumlah sponsor lain yang turut berpartisipasi dalam kemeriahan acara ini diantaranya PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), dan Tolak Angin.

Fenomena Gaya Hidup Konsumtif

Memahami Siklus Keuangan dalam Hidup

Edukasi untuk Semua Kalangan