Sebuah studi dari Eskimoz memprediksi pekerjaan-pekerjaan yang dianggap paling aman dari ancaman penggantian oleh kecerdasan buatan (AI). Studi ini menyusun skor “resistensi terhadap AI” berdasarkan dua indikator utama: seberapa besar kebutuhan akan interaksi manusia dan seberapa mungkin pekerjaan itu bisa diotomatisasi.
Berikut ini adalah 10 pekerjaan yang diperkirakan tetap relevan di era dominasi AI, disusun dari skor resistensi AI terendah ke tertinggi:
Meskipun punya tingkat interaksi manusia yang tinggi (72,5%) untuk menyesuaikan desain dengan kebutuhan klien dan brand, profesi ini memiliki risiko tertinggi untuk otomatisasi di antara 10 pekerjaan ini, yaitu 48%.
Dengan tingkat interaksi manusia sebesar 51%, peran ini tetap membutuhkan pemecahan masalah dan komunikasi pelanggan yang tak bisa sepenuhnya diambil alih AI. Risiko otomatisasinya 37%.
Sebanyak 72% pekerjaan ini melibatkan interaksi manusia, walaupun peluang digantikannya oleh AI cukup tinggi di angka 50%.
Profesi ini punya tingkat interaksi manusia 47,1% dan kemungkinan otomatisasi terendah, hanya 25%.
Dengan 57,8% interaksi manusia, pekerjaan ini dinilai hanya memiliki peluang 29% untuk digantikan AI.
Diperlukan 81,6% interaksi manusia dalam pekerjaan ini, meskipun potensi otomatisasinya mencapai 50%.
Melibatkan 80,3% interaksi dengan publik, dan risiko otomatisasinya tergolong rendah di angka 36%.
Empati manusia penting dalam peran ini. Dengan 82,9% tingkat interaksi manusia, kemungkinannya untuk digantikan AI hanya 26%.
Meskipun AI bisa membantu dalam diagnosis, 89,8% pekerjaan ini tetap bergantung pada keterlibatan manusia. Risiko otomatisasi: 26%.
Memiliki skor tertinggi dalam ketahanan terhadap AI. Meskipun ada 29% kemungkinan otomatisasi, aspek kemanusiaan dan pertimbangan hukum membuat pekerjaan ini sulit digantikan teknologi.
Artikel ini telah tayang di