Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat menyiapkan cara baru untuk mendorong pergerakan wisatawan ke destinasi-destinasi nonkonvensional dengan memanfaatkan jaringan kereta api. Cara baru itu dibalut dalam program bertajuk ‘West Java Traincation’.
Kepala Disparbud Jawa Barat Iendra Sofyan menjelaskan, gagasan West Java Traincation lahir dari potensi besar sektor perkeretaapian di Jawa Barat yang tidak dimiliki daerah lain di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.
“Dasarnya karena kereta terlengkap di Asia Tenggara hanya ada di Provinsi Jawa Barat. Mulai dari zaman Belanda sudah ada KRD, KRL, LRT, sampai Whoosh panoramik, semuanya ada di Jabar,” ujar Iendra di Gedung Sate, Bandung, Jumat (10/10/2025).
Menurutnya, sejarah panjang perkeretaapian di Jawa Barat turut memperkaya daya tarik wisata. Ia menyebut bahwa pada masa kolonial, pabrik kereta api terbesar di Hindia Belanda berdiri di Jalan Laswi, Bandung, yang kemudian berkembang menjadi pusat industri perkeretaapian nasional.
“Ternyata pabrik kereta api paling besar di zaman Belanda ada di Jabar, yaitu di Jalan Laswi. Meskipun pertama dibangun di Jawa Tengah, tapi berkembangnya di Jawa Barat,” jelasnya.
Iendra menyebut, dalam program West Java Traincation ini, kereta tidak hanya difungsikan sebagai akses transportasi, tetapi juga sebagai objek wisata. Salah satu yang akan dikembangkan adalah paket wisata tematik ke Stasiun Cibatu, Garut, yang punya nilai sejarah karena pernah disinggahi Charlie Chaplin pada masa kejayaannya.
“Kereta api bisa jadi daya tarik wisata karena sejarahnya. Salah satunya nanti ada paket wisata ke Stasiun Cibatu yang pernah dikunjungi Charlie Chaplin waktu menuju Garut,” ungkapnya.
Disparbud Jabar juga berencana menghadirkan pengalaman unik selama perjalanan, termasuk kemungkinan menghadirkan gerbong tematik yang ramah keluarga.
“Saya juga minta ke pihak kereta api, bisa nggak satu gerbong dibuat lapangan futsal mini untuk anak-anak. Daripada mereka tidur, anak-anak pasti lebih suka naik kereta daripada bus,” kata Iendra sambil tersenyum.
Selain menjadi atraksi, jalur rel juga akan dimanfaatkan sebagai akses utama menuju destinasi wisata baru. Salah satunya adalah rencana pengaktifan kembali jalur Jakarta-Cianjur yang nantinya akan menjadi pintu gerbang menuju kawasan wisata Gunung Padang di Cianjur.
“Kita sedang siapkan paket wisata untuk berhenti di stasiun dan akan dilaunching kereta api dari Jakarta ke Cianjur. Relnya sudah ada, tinggal diaktifkan. Salah satu destinasi utamanya nanti adalah Gunung Padang,” jelas Iendra.
Menurutnya, kehadiran kereta sebagai akses wisata akan memberikan dampak besar terhadap ekonomi daerah, mulai dari UMKM, transportasi lokal, hingga sektor kreatif di sekitar stasiun.
“Dengan kereta api sebagai akses, akan menghidupkan ekonomi baik UMKM, transportasi, dan lainnya di sekitar jalur itu,” ucapnya.
Iendra menambahkan, keberhasilan program West Java Traincation juga membutuhkan dukungan berbagai pihak, termasuk investor yang siap menanamkan modal di sektor pariwisata berbasis transportasi.
“Bagaimanapun kita perlu investor, dan kita siapkan langkah-langkah untuk menarik mereka agar pembangunan pariwisata bisa tumbuh berkelanjutan,” pungkasnya.