Pertarungan Sengit Macan Kumbang dan Warga hingga Duel Ocang Vs King Kobra

Posted on

Konflik satwa dengan manusia belakangan kerap terjadi di berbagai wilayah di Jawa Barat (Jabar). Ada satwa yang meneror warga dengan memangsa hewan ternak, namun tak sedikit konflik itu yang akhirnya berujung hilangnya nyawa.

Lantas, apa saja kasus konflik satwa dengan manusia yang sempat terjadi di Jabar? Berikut ini rangkumannya:

Rabu, 7 September 2022 yang lalu, seekor macan kumbang atau macan tutul Jawa menyerang tiga warga di Blok Cihanyawar, Desa Tegalmanggung, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang. Macan tutul itu menerkam warga yang saat itu sedang berkebun di kawasan hutan.

Konflik pun tak terhindarkan. Ketiga warga Sumedang berusaha memberikan perlawanan dengan memiting si macan kumbang hingga membuat hewan bernama latin Panthera pardus melas itu mati usai kejadian.

Akibat insiden ini, tiga warga Sumedang harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka di bagian tangan, pelipis dan kepala karena mengalami luka cakar. Salah satunya bahkan harus diamputasi di bagian jarinya usai digigit macan kumbang yang ukurannya sebesar domba.

Sebelum menerkam warga, macan tutul itu dilaporkan terlebih dahulu memangsa ternak di Sumedang. Bangkai macan tutul itu kemudian dibawa BKSDA Jabar ke Bandung Zoo untuk menjalani nekropsi (pemeriksaan penyebab kematian).

Dari hasil nekropsi, Senin (12/9/2022) silam, disimpulkan macan tutul Jawa berwarna hitam itu mati karena traumatik. Bangkai macan tutul berjenis kelamin betina ini lalu dikuburkan setelah investigasi itu selesai dilakukan.

“(Hasil) nekropsi itu memang traumatik. Memang kalau kita analisa antara hasil TKP lokasi, dan hasil nekropsi nyambung,” kata Kepala Sub Bagian Humas BBKSDA Jabar Halu Oleo saat dihubungi pada Selasa (13/9/2022).

Beralih ke Kabupaten Sukabumi, konflik satwa liar dengan manusia juga pernah terjadi pada September 2023 yang lalu. Seekor macan tutul jawa mati usai dilempar batu hingga disabet golok oleh sekelompok warga yang sedang mencari madu di kawasan hutan Legok Paku, Cisolok, Kabupaten Sukabumi.

Semuanya bermula saat anjing peliharaan yang dibawa warga ke hutan tiba-tiba menyerang objek tertentu. Warga yang keheranan kemudian ikut berlari dan seketik malah berhadapan dengan macan tutul tersebut.

Karena warga merasa terancam, mereka lantas melempar batu ke arah macan tutul itu. Lantaran merasa terancam, warga terpaksa menyabetkan golok ke arah macan tutul hingga membuatnya mati di lokasi.

Insiden ini berujung penyesalan dari salah seorang warga bernama Hartono (41) alias Kelep. Dia lah orang yang menebas si macan tutul menggunakan gol hingga membuatnya terkapar tak bernyawa.

“Saya dari awal juga sudah tahu bahwa hewan ini dilindungi, cuma saya merasa terpaksa. Namun semua yang ada di sini mau saya serahkan ke pihak berwajib,” lirihnya.

“Memang si hewan itu mau lari ke permukiman, makanya saat itu lari ke bawah karena si macan mau ke permukiman, kalau ke atas enggak akan saya kejar. Namanya dalam hutan situasinya lain, pas mau ke permukiman mau ke persawahan mau ke permukiman, jaraknya kurang dari satu kilometer,” ungkapnya.

Kemudian berdasarkan catatan infoJabar, konflik satwa liar dengan manusia sempat terjadi di dua wilayah yakni Sukabumi dan Garut. Macan tutul saat itu dilaporkan terjerat perangkap buruan warga, hingga membuat salah satunya mati seketika.

Di Kampung Cikalaces, Desa Sekarsari, Kecamatan Kalibunder, Kabupaten Sukabumi misalnya, seekor macan tutul berukuran besar terkena jebakan babi pada 27 Desember 2023 yang lalu. macan tutul itu lalu dievakuasi dengan cara dibius agar tidak membahayakan warga sekitar.

Macan tutul tersebut kemudian dibawa ke Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga (PPSC), Cisitu, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi. BBKSDA Jabar berencana melespasliarkan macan tutul itu supaya tidak mengalami konflik kembali dengan manusia.

Berbeda dengan di Sukabumi, macan tutul di Garut justru mati setelah terjerat kawat di kawasan Hutan Gunung Lancang pada 4 Juni 2025. Macan tutul betina yang ditaksir berumur 2 tahun itu ditemukan dalam kondisi yang membusuk setelah diduga tewas sejak 7-10 hari yang lalu.

Kemunculan macan tutul juga sempat menggegerkan warga Kabupaten Kuningan sebanyak dua kali. Yang pertama, warga menemukan hewan tersebut berjalan di atas pohon, sementara satunya lagi bersembunyi di dalam bangunan bekas balai desa di Kuningan.

Kemunculan yang pertama terjadi pada 19 Januari 2024 yang lalu. Keberadaan macan tutul di Desa Tundangan, Kecamatan Hantara, Kabupaten Kuningan ini viral setelah videonya tersebar di media sosial.

Meski sempat menggegerkan, namun kemunculan macan tutul itu tidak sempat menimbulkan kasus yang mengkhawatirkan. BBKSDA Jabar saat itu memastikan macan tutul itu sudah kembali ke habitatnya di kawasan hutan.

Setelah kemunculan kasus yang pertama, macan tutul kembali muncul di dalam balai Desa Kutamandarakan, Kecamatan Meleber, Kabupaten Kuningan. Warga menemukan hewan tersebut pada Selasa (26/8) pagi yang sempat menimbulkan kepanikan.

Setelah dua jam proses evakuasi, macan tutul itu berhasil diselamatkan. BBKSDA Jabar kemudian membawa macan tutul tersebut ke Lembang Park Zoo, Kabupaten Bandung Barat untuk menjalani observasi terlebih dahulu sebelum dilepasliarkan.

Sayangnya, pada 28 Agustus 2025, macan tutul ini dilaporkan kabur dari Lembang Park Zoo. Setelah berhari-hari mencari, petugas pun memastikan macan tutul tersebut mengarah ke kawasan hutan Gunung Tangkubanparahu.

Seekor macan tutul dilaporkan turun gunung ke permukiman warga Cikupa, Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis. Bahkan seorang warga berhasil merekam macan tutul yang mondar-mandir di halaman rumah menggunakan kamera ponsel.

Video rekaman macan tutul tersebut pun beredar luas melalui aplikasi WhatsApp. Saat dilihat dalam video berdurasi 1 menit 39 info itu nampak seekor macan tutul berukuran sedang terlihat terdiam, kemudian bergerak mondar mandiri diduga mencari mangsa hewan ternak.

Warga merekam macan tutul itu dari dalam rumah. Tak lama kemudian perekam pun mengusir macan tersebut. Lokasi rumah warga tersebut berada di ujung kampung dekat kaki Gunung Sawal, Ciamis hingga menghindari konflik yang membahayakan.

Terbaru, ada kasus macan tutul yang masuk ke dalam hotel di Kota Bandung pada Senin (6/10/2025) kemarin. Untungnya, petugas penyelamatan bisa mengevakuasi hewan tersebut sebelum mengalami konflik dengan warga sekitar.

Evakuasi dilakukan dengan cara membius macan tutul itu. Setelah berhasil diselamatkan, macan tutul itu kemudian dibawa ke Pusat Pelestarian Satwa Cikananga (PPSC) Kabupaten Sukabumi.

Terakhir, ada konflik memilukan satwa dengan manusia yang menimpa seorang petani di Kabupaten Sukabumi bernama Abah Ocang (70). Ocang tewas usai berduel dengan ular king kobra di Kampung Cipetir, Desa Cidadap, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi.

Ocang ditemukan tewas pada Senin (6/10) pagi di dalam rumahnya. Di rumah itu lah ada seekor ular king kobra sepanjang empat meter yang sudah mati dan menunjukkan perlawanan korban untuk mempertahankan diri.

Peristiwanya bermula saat Ocang tengah seorang diri di rumah. Rumahnya yang terletak cukup terpencil, dikelilingi kebun karet dan jauh dari permukiman warga lain, membuatnya tak mendapat pertolongan saat diserang

Dari hasil pemeriksaan di lokasi, ular king cobra itu diduga menyelinap masuk dari arah dapur rumah dan secara agresif menyerang korban. Serangan cepat ular mematuk kaki kanan Ocang. Namun warga lanjut usia itu tidak menyerah begitu saja. Ia diduga melawan dengan alat seadanya.

Jejak pertarungan terlihat jelas. Perabot rumah berantakan, tanah di sekitar dapur bergurat bekas geseran keras. Ular ditemukan tewas di lokasi dengan kepala tertancap tongkat kayu, tanda perlawanan terakhir sang petani.

Dalam kondisi terluka parah dan racun yang mulai bereaksi, Ocang diduga masih sempat berusaha mencari pertolongan. Ia keluar dari rumah dan berjalan menuju jalur setapak menuju rumah warga. Namun upayanya gagal.

Tubuhnya yang lemah tak mampu lagi menahan racun yang menyebar cepat di pembuluh darah. Ia akhirnya tersungkur dan meninggal dunia di jalan setapak, tak jauh dari rumahnya.

Tim gabungan dari Pemerintah Kecamatan Cidadap, Polsek, dan Puskesmas Cidadap telah melakukan olah tempat kejadian perkara serta pemeriksaan jenazah. Pemerintah desa pun telah melakukan koordinasi untuk membantu keluarga korban.

Macan Kumbang Terkam 3 Warga di Sumedang

Macan Tutul Jawa di Sukabumi Mati Dilempar Batu hingga Disabet Golok

Macan Tutul Terjerat Perangkap Buruan Warga

Dua Kasus Kemunculan Macan Tutul di Kuningan

Macan Tutul Mondar-mandir di Halaman Rumah Warga Ciamis

Petani Sukabumi Tewas Usai Duel dengan King Kobra

Kemunculan macan tutul juga sempat menggegerkan warga Kabupaten Kuningan sebanyak dua kali. Yang pertama, warga menemukan hewan tersebut berjalan di atas pohon, sementara satunya lagi bersembunyi di dalam bangunan bekas balai desa di Kuningan.

Kemunculan yang pertama terjadi pada 19 Januari 2024 yang lalu. Keberadaan macan tutul di Desa Tundangan, Kecamatan Hantara, Kabupaten Kuningan ini viral setelah videonya tersebar di media sosial.

Meski sempat menggegerkan, namun kemunculan macan tutul itu tidak sempat menimbulkan kasus yang mengkhawatirkan. BBKSDA Jabar saat itu memastikan macan tutul itu sudah kembali ke habitatnya di kawasan hutan.

Setelah kemunculan kasus yang pertama, macan tutul kembali muncul di dalam balai Desa Kutamandarakan, Kecamatan Meleber, Kabupaten Kuningan. Warga menemukan hewan tersebut pada Selasa (26/8) pagi yang sempat menimbulkan kepanikan.

Setelah dua jam proses evakuasi, macan tutul itu berhasil diselamatkan. BBKSDA Jabar kemudian membawa macan tutul tersebut ke Lembang Park Zoo, Kabupaten Bandung Barat untuk menjalani observasi terlebih dahulu sebelum dilepasliarkan.

Sayangnya, pada 28 Agustus 2025, macan tutul ini dilaporkan kabur dari Lembang Park Zoo. Setelah berhari-hari mencari, petugas pun memastikan macan tutul tersebut mengarah ke kawasan hutan Gunung Tangkubanparahu.

Seekor macan tutul dilaporkan turun gunung ke permukiman warga Cikupa, Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis. Bahkan seorang warga berhasil merekam macan tutul yang mondar-mandir di halaman rumah menggunakan kamera ponsel.

Video rekaman macan tutul tersebut pun beredar luas melalui aplikasi WhatsApp. Saat dilihat dalam video berdurasi 1 menit 39 info itu nampak seekor macan tutul berukuran sedang terlihat terdiam, kemudian bergerak mondar mandiri diduga mencari mangsa hewan ternak.

Warga merekam macan tutul itu dari dalam rumah. Tak lama kemudian perekam pun mengusir macan tersebut. Lokasi rumah warga tersebut berada di ujung kampung dekat kaki Gunung Sawal, Ciamis hingga menghindari konflik yang membahayakan.

Terbaru, ada kasus macan tutul yang masuk ke dalam hotel di Kota Bandung pada Senin (6/10/2025) kemarin. Untungnya, petugas penyelamatan bisa mengevakuasi hewan tersebut sebelum mengalami konflik dengan warga sekitar.

Evakuasi dilakukan dengan cara membius macan tutul itu. Setelah berhasil diselamatkan, macan tutul itu kemudian dibawa ke Pusat Pelestarian Satwa Cikananga (PPSC) Kabupaten Sukabumi.

Terakhir, ada konflik memilukan satwa dengan manusia yang menimpa seorang petani di Kabupaten Sukabumi bernama Abah Ocang (70). Ocang tewas usai berduel dengan ular king kobra di Kampung Cipetir, Desa Cidadap, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi.

Ocang ditemukan tewas pada Senin (6/10) pagi di dalam rumahnya. Di rumah itu lah ada seekor ular king kobra sepanjang empat meter yang sudah mati dan menunjukkan perlawanan korban untuk mempertahankan diri.

Peristiwanya bermula saat Ocang tengah seorang diri di rumah. Rumahnya yang terletak cukup terpencil, dikelilingi kebun karet dan jauh dari permukiman warga lain, membuatnya tak mendapat pertolongan saat diserang

Dari hasil pemeriksaan di lokasi, ular king cobra itu diduga menyelinap masuk dari arah dapur rumah dan secara agresif menyerang korban. Serangan cepat ular mematuk kaki kanan Ocang. Namun warga lanjut usia itu tidak menyerah begitu saja. Ia diduga melawan dengan alat seadanya.

Jejak pertarungan terlihat jelas. Perabot rumah berantakan, tanah di sekitar dapur bergurat bekas geseran keras. Ular ditemukan tewas di lokasi dengan kepala tertancap tongkat kayu, tanda perlawanan terakhir sang petani.

Dalam kondisi terluka parah dan racun yang mulai bereaksi, Ocang diduga masih sempat berusaha mencari pertolongan. Ia keluar dari rumah dan berjalan menuju jalur setapak menuju rumah warga. Namun upayanya gagal.

Tubuhnya yang lemah tak mampu lagi menahan racun yang menyebar cepat di pembuluh darah. Ia akhirnya tersungkur dan meninggal dunia di jalan setapak, tak jauh dari rumahnya.

Tim gabungan dari Pemerintah Kecamatan Cidadap, Polsek, dan Puskesmas Cidadap telah melakukan olah tempat kejadian perkara serta pemeriksaan jenazah. Pemerintah desa pun telah melakukan koordinasi untuk membantu keluarga korban.

Dua Kasus Kemunculan Macan Tutul di Kuningan

Macan Tutul Mondar-mandir di Halaman Rumah Warga Ciamis

Petani Sukabumi Tewas Usai Duel dengan King Kobra

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *