Tradisi Sakral Merawat Kereta Pusaka Keraton Kacirebonan

Posted on

Di Keraton Kacirebonan, Kereta Ki Jurumudi bukan sekadar benda tua yang disimpan di sudut bangunan. Ia dirawat seperti layaknya pusaka yang dilakukan dengan cara-cara khusus.

Kereta Ki Jurumudi merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang memiliki nilai penting bagi keraton. Sebagai warisan leluhur, kereta ini mendapat perhatian istimewa dari pihak keraton.

Secara berkala, kereta itu dibersihkan dan dirawat dengan hati-hati menggunakan metode tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi. Perawatan tidak hanya untuk menjaga bentuk fisik, tetapi juga melestarikan nilai-nilai budaya di baliknya.

Kepala Unit Cagar Budaya Keraton Kacirebonan, Elang Iyan Ariffudin, mengatakan Kereta Ki Jurumudi merupakan salah satu pusaka yang masih tersimpan di keraton.

“Setiap hari Rabu kereta itu rutin kita bersihkan,” ujar Elang Iyan saat ditemui di kompleks Keraton Kacirebonan, baru-baru ini.

Ia menjelaskan, setiap hari Rabu dilakukan pembersihan ringan untuk menjaga kebersihan permukaan kereta. Sedangkan pada malam Jumat, kereta diasapi dengan dupa.

“Setiap malam Jumat juga kita asapi dengan dupa. Tapi jangan dikonotasikan bahwa asap dupa atau kemenyan ini sesuatu yang klenik. Ini bagian dari perawatan,” katanya.

Menurut Elang Iyan, asap dupa berfungsi sebagai pengawet alami untuk bahan kayu. Asap tersebut membantu menjaga kelembapan dan mencegah timbulnya jamur pada permukaan kayu yang menjadi bahan utama kereta.

“Karena dari asap dupa tadi bisa mengawetkan benda-benda yang terbuat dari kayu,” ujarnya menegaskan.

Selain perawatan rutin, menjelang hari-hari besar keraton, Kereta Ki Jurumudi dibersihkan secara menyeluruh. Proses itu dilakukan dengan cara mencuci bodi kereta menggunakan air kembang.

“Menjelang hari besar keraton, kita bersihkan total dengan air kembang. Setelah itu, bagian sasisnya diberi minyak antikarat,” ujar Elang Iyan.

Kereta Ki Jurumudi sendiri terbuat dari kayu jati dengan sentuhan ukiran halus. Salah satu ukiran yang paling mencolok adalah lambang Luji, lambang kebesaran Keraton Kacirebonan yang terpahat di sisi kereta.

Elang Iyan menyebut, Kereta Ki Jurumudi diperkirakan dibuat pada abad ke-17. Karena kondisinya sempat mengalami kerusakan akibat usia, pihak keraton melakukan revitalisasi pada tahun 1997.

“Kalau berdasarkan sasis masih asli dari Inggris, itu sekitar abad ke-17. Namun, pada saat tahun 1997, kereta itu sudah tak berwujud, tapi dokumentasinya ada, dan kami revitalisasi,” ucap Elang Iyan.

Hingga kini, Kereta Ki Jurumudi masih digunakan khusus di momen-momen tertentu, seperti acara milad keraton. “Yang boleh menaikinya hanya sultan atau putra mahkota,” ucap Elang Iyan.

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *