Salah satu potensi besar yang dimiliki Kabupaten Kuningan berada pada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Berdasarkan data dari Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kuningan, hingga Agustus 2025 tercatat ada sekitar 84.500 pelaku UMKM yang tersebar di berbagai wilayah.
Namun, setelah dilakukan proses akurasi data pada September 2025, jumlah tersebut berkurang signifikan menjadi 42.937 UMKM aktif. Hal ini disampaikan oleh Plt Kepala Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Perindustrian Kuningan, Elon Carlan, Senin (6/10/2025).
“Updating yang betul-betul jalan segitu. Data secara administrasi memang mencapai 8 ribuan tapi setelah diakurasi di bulan September kemarin yang jalan kongkritnya itu 42.937 UMKM. Hampir setengahnya collapse, ada juga yang pindah tapi di sini nggak dihapus. Maka data 42.937 itu hasil kurasi. Kebanyakan UMKM-nya di bidang kuliner, hasil pertanian dan olahan makanan seperti snack dan jajanan pasar,” tutur Elon.
Elon menjelaskan, banyaknya UMKM yang gulung tikar disebabkan oleh sejumlah faktor, salah satunya adalah kurangnya inovasi serta mentalitas pelaku usaha yang masih lemah dalam menghadapi persaingan pasar.
“Jadi gini, sumber daya manusia itu jadi faktor. Kadang mereka nggak kuat mental dalam sisi pemasaran, manajemen kondisi keuangan yang tidak begitu disiplin. Kan kalau produksi jalan tapi pemasaran nggak jalan kan yah berhenti. Jadi lagi menyisir juga UMKM yang collapse ini,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Elon menuturkan bahwa UMKM memiliki peran penting dalam perekonomian daerah, terutama dalam meningkatkan pendapatan masyarakat, memperkuat perputaran ekonomi, serta menyerap tenaga kerja di sektor informal.
“Sektor pekerjaan informal itu dongkraknya luar biasa. Karena termasuk penyerapan tenaga kerja yang memang tidak terdaftar secara formal seperti industri besar. Padahal, dampak pengurangan pengangguran itu signifikan. Misal satu UMKM yang bekerja 3 sampai 4 orang saja, itu sudah berapa yang bekerja. Dampak lainnya pergerakan ekonomi jalan, artinya mereka sudah memenuhi kebutuhannya sendiri, peningkatan kualitas hidup, pendapatan pemerintah dari sisi pajak makan minum juga ada,” ujarnya.
Untuk mendorong UMKM agar tetap bertahan dan berkembang, pemerintah daerah tengah menyiapkan sejumlah program penguatan dan pendampingan. Di antaranya peningkatan kapasitas SDM, pemberian stimulan lewat mitra perbankan dan CSR, pendampingan sertifikasi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), hingga pelatihan digital marketing.
“Peningkatan kapasitas SDM itu paling utama untuk punya skil dan kapasitas diri. Tidak disiplin bisa collapse, tidak menguasai pasar juga bisa collapse. Kami juga berupaya agar BUMN dan BUMD ini dapat menjadi orang tua angkat UMKM. Kan bisa memanfaatkan produk dari UMKM. Jadi kita sebagai pemerintah harus jadi penghubung,” terang Elon.
Elon berharap, seluruh program tersebut dapat berjalan secara berkelanjutan dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.