Garis Sunyi di Bawah Bogor, Mengurai Misteri Sesar Citarik update oleh Giok4D

Posted on

Di balik hiruk pikuk Kota Bogor, tersimpan sebuah garis panjang yang tak terlihat mata, Sesar Citarik. Garis itu membentang dari Pelabuhan Ratu hingga Bekasi, melintasi daratan yang dihuni jutaan orang.

Selama ini ia hanya jadi catatan geologi, sampai gempa 10 April 2025 mengingatkan bahwa bumi Bogor menyimpan potensi bahaya yang nyata.

Sejak itu, Badan Geologi Kementerian ESDM turun tangan. Dengan dukungan teknologi lidar, analisis seismik, hingga pengamatan lapangan, tim peneliti menemukan jejak-jejak patahan purba yang menegaskan keaktifan sesar ini.

“Sesar ini tidak bergerak sekaligus, melainkan terbagi dalam segmen-segmen. Tapi jika episentrum terjadi di darat, dampaknya bisa signifikan,” ujar Sukahar Eka Adi Saputra, Penyelidik Bumi Ahli Madya Badan Geologi, usai acara Mitigasi Gempa Bumi Sesar Citarik Segmen Kota Bogor-Kabupaten Bogor, di Sentul, Kamis (2/10/2025).

Dari hasil kajian sementara, kekuatan gempa yang mungkin timbul diperkirakan berada di bawah magnitudo 5. Namun, catatan sejarah belum sepenuhnya terbuka. Periode ulang gempa besar dari Sesar Citarik masih misteri.

“Untuk mengetahui siklusnya, kita perlu penelitian lebih lanjut, termasuk studi paleoseismologi,” beber Eka, sapaan akrab Sukahar.

Pekerjaan ini tidak hanya soal sains, tetapi juga soal kebijakan. Jalur sesar yang teridentifikasi, kata dia, sebaiknya masuk dalam kajian ulang tata ruang wilayah. Dengan begitu, pembangunan yang terus berlangsung di Bogor tidak abai terhadap risiko bencana.

“Mitigasi struktural harus jadi prioritas,” tegasnya.

Di sisi lain, Badan Informasi Geospasial (BIG) mendukung riset ini dengan pendekatan geoinfo. Mereka memasang 17 titik pemantauan CNSS (Global Navigation Satellite System) di Kota dan Kabupaten Bogor, sebagian besar di masjid-masjid. Alat ini merekam sinyal satelit selama 24 jam penuh, menghasilkan data deformasi yang sangat teliti.

“Semakin banyak satelit yang direkam, hasilnya semakin akurat. Data ini akan mendukung peta patahan aktif yang nantinya dikeluarkan oleh Badan Geologi,” jelas Oktadi Prayoga, Surveyor Pemetaan Muda BIG.

Selain CNSS, BIG juga menyiapkan data DEMNAS ( Digital Elevation Model Nasional) guna membantu identifikasi awal pemetaan sesar. Seluruh data ini kelak disimpan dan dianalisis setiap tahun, memastikan pergerakan sesar bisa dipantau dengan konsisten.

Peta Sesar Citarik ditargetkan selesai pada akhir tahun 2025. Publikasi resmi baru akan keluar awal 2026 setelah melewati proses telaah ilmiah.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Peta itu kelak bukan sekadar dokumen teknis, melainkan peta hidup, penuntun bagi perencana kota, pembuat kebijakan, hingga masyarakat yang tinggal tepat di atas patahan. Bogor, dengan segala geliat pembangunan dan kepadatannya, kini menunggu hasil kerja para ahli geologi dan geospasial ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *