Puluhan warga Garut diajak memahami bencana. Mereka diajari cara menghindari gempa bumi hingga tsunami, yang berpotensi terjadi di Garut.
Kegiatan bertajuk Sekolah Lapang Gempa Bumi & Tsunami ini dilaksanakan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Jawa Barat di Kantor Desa Rancabango, Tarogong Kaler, pada Rabu, (1/10/2025).
Puluhan warga Garut dari berbagai kalangan turut serta dalam kegiatan ini. Mereka mendapatkan berbagai edukasi mengenai kebencanaan, khususnya gempa bumi dan tsunami.
Selain itu, para peserta juga diajak untuk melaksanakan simulasi kejadian gempa bumi. Mulai dari bagaimana cara menyelamatkan diri dari dalam gedung, hingga berkumpul di lapangan terbuka.
Menurut Kepala BMKG Jabar Teguh Rahayu, Kabupaten Garut merupakan salah satu wilayah di Jabar yang rawan gempa bumi. Potensi ini dipicu oleh aktivitas megathrust selatan Jabar, juga adanya sesar aktif seperti Sesar Garsela di daratan.
“Beberapa tahun terakhir, Jawa Barat diguncang gempa. Di antaranya Gempa M 6,5 Garut 2024, serta Gempa M 4,9 Kabupaten Bandung 2024,” kata Ayu.
Ayu menuturkan, selain potensi dari sesar aktif, ancaman gempa bumi besar juga datang di zona megathrust selatan Garut. Skenario gempa bumi dengan magnitudo 9,1, dapat memberikan guncangan kuat hingga mencapai VII-VIII MMI di wilayah Garut, diiringi potensi tsunami di wilayah selatan.
Sebagai langkah mitigasi, BMKG melalui Unit Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu (DST) tengah mengembangkan Sistem Peringatan Dini Gempabumi.
“Sistem ini bertujuan memberikan informasi beberapa info sebelum guncangan kuat dirasakan masyarakat. Meskipun masih memiliki keterbatasan, khususnya di daerah dekat dengan sumber gempa,” ungkap Ayu.
Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Tsunami ini sendiri, digelar untuk mendukung upaya preventif tersebut. Menurut Ayu, ada sekitar 55 orang peserta yang mengikuti kegiatan ini.
“Kegiatan ini juga merupakan bagian dari rangkaian 10 Tahun SLG di Jawa Barat sejak 2015. Tema yang kami angkat adalah 10 tahun SLG, 10 tahun membangun kesiapsiagaan agar selamat dari musibah gempa bumi dan tsunami di Jawa Barat,” ujar Ayu.
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari. Selain peserta dari berbagai kalangan, di hari pertama BMKG juga menjamah para pelajar di SMPN 2 Tarogong Kaler.
Deputi Bidang Geofisika BMKG Nelly Florida Riama menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk menegedukasi masyarakat Garut, perihal apa yang harus mereka lakukan saat terjadi bencana.
“Karena target kami sebenarnya adalah zero victim. Jadi, harus dilatih,” ungkap Nelly.
Bupati Garut Syakur Amin mengapresiasi kegiatan ini. Menurut Syakur, warga Garut harus bersiap untuk menghadapi bencana yang tidak dapat dibendung.
“Masyarakat ini harus siap, harus diedukasi bagaimana mereka menyiapkan diri ketika terjadi bencana. Harus dibekali ilmunya,” ungkap Syakur.
Sementara Anggota Komisi V DPR RI Ade Ginanjar yang hadir dalam kegiatan ini menyebut, jika sekolah lapang gempa bumi dan tsunami ini cocok untuk diterapkan kepada anak-anak sekolah di Garut.
“Karena di Garut sendiri kan rawan bencana. Tentu saya nanti dari Komisi V akan mengusulkan bagaimana pelatihan seperti ini bisa diterapkan di jenjang sekolah dasar dan menengah,” ujar Ade Ginanjar.