Menguak Rahasia Hidup Panjang Maria Branyas, Manusia Tertua di Dunia | Giok4D

Posted on

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Hidup hingga 117 tahun terdengar seperti sebuah keajaiban. Namun, itulah yang dialami Maria Branyas Morera, perempuan kelahiran San Francisco yang sempat dinobatkan sebagai manusia tertua di dunia pada 2024, sebelum meninggal pada 19 Agustus tahun yang sama.

Usia panjang Branyas menarik perhatian ilmuwan. Melansir infoEdu, dengan izin keluarganya, para peneliti melakukan serangkaian pemeriksaan medis untuk mencari tahu rahasia di balik kesehatannya yang terjaga hingga hampir menyentuh 120 tahun. Sampel darah, air liur, urine, dan tinja pun dikumpulkan sebelum ia berpulang.

Temuan para ilmuwan di Institut Penelitian Leukemia Josep Carreras, Barcelona, menunjukkan bahwa tubuh Branyas menyimpan rahasia yang jarang ditemukan pada orang seusianya. Sel-selnya justru berperilaku seperti orang jauh lebih muda.

“Gambaran yang muncul dari penelitian kami, meskipun hanya berasal dari satu individu luar biasa ini, menunjukkan bahwa usia yang sangat lanjut dan kesehatan yang buruk tidak terkait secara intrinsik,” tulis para peneliti yang dipimpin oleh ahli epigenetika Eloy Santos-Pujol dan Aleix Noguera-Castells, dikutip dari Science Alert.

Branyas memiliki jantung sehat, tingkat peradangan rendah, serta kadar kolesterol yang stabil. Tak hanya itu, sistem kekebalan tubuh dan mikrobioma ususnya dinilai lebih muda dibanding orang lanjut usia lain.

“Semua faktor ini mungkin membantu menjelaskan kesehatannya yang sangat baik dan umur panjangnya yang luar biasa,” ungkap tim peneliti.

Peneliti menilai gaya hidup Branyas turut memberi kontribusi besar. Ia dikenal aktif secara fisik, mental, maupun sosial, serta memiliki kesehatan psikologis yang terjaga.

Pemeriksaan DNA bahkan mengungkapkan varian gen yang melindungi sel-sel jantung dan otaknya dari penyakit serta demensia.

“Semua ini penting karena terkait dengan penyakit yang umum terjadi pada lansia dan pada akhirnya dapat membunuh Anda,” kata Dr Manel Esteller dari Institut Penelitian Leukemia Josep Carreras, dilansir dari The Guardian.

Selain itu, Branyas juga memiliki metabolisme kolesterol dan lemak yang efisien, serta kadar peradangan yang rendah, yang menurunkan risiko kanker dan diabetes.

Menggunakan jam epigenetik, alat untuk menilai usia biologis berdasarkan ekspresi gen, peneliti menemukan hasil mencengangkan.

“Dia setidaknya 10 hingga 15 tahun lebih muda [dari usia kronologisnya],” jelas Esteller.

Meski begitu, ilmuwan menekankan bahwa temuan ini baru berasal dari satu individu. Studi lebih besar perlu dilakukan dengan membandingkan orang berumur panjang dengan mereka yang hidup lebih singkat.

Maria Branyas lahir di San Francisco pada 1907, lalu pindah ke Catalonia pada 1915. Dalam perjalanannya, ia melewati berbagai peristiwa besar dunia: dua perang dunia, perang saudara Spanyol, hingga pandemi Covid-19 yang bahkan ia taklukkan pada usia 113 tahun.

Artikel ini sudah tayang di infoEdu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *