Jalan SOR Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Kota Bandung yang biasanya ramai dikunjungi warga, kini berubah menjadi arena bermain layangan. Anak-anak, remaja hingga orang tua, menyatu jadi satu dan memainkan permainan tradisional ini kala senja menyapa kawasan GBLA.
Saat infoJabar, mengunjungi jalan ini, lebih dari 10 orang memainkan layang-layang, tak hanya menerbangkannya, mereka juga mengadu layangan andalannya. Seperti Jefa, seorang pelajar berusia 12 tahun asal Cicaheum, dia datang ke jalan itu untuk bermain layangan.
“Dari Cicaheum. Main di sini anginnya kenceng, kalau di Cicaheum banyak rumah,” kata Jefa sambil memasang tali goci di layangan yang akan dia terbangkan, Sabtu (27/9/2025).
“Sengaja datang ke sini bareng ayah, main banyakan,” tambah Jefa.
Setelah tali goci berhasil dipasangnya, Jefa pun langsung menerbangkan layangannya. Dengan cekatan, layangan itu berhasil diterbangkan Jefa. Setelah terbang, layangan itu langsung diadukannya dengan layangan lainnya.
“Bawa 4 layangan, belinya di Cicaheum,” ujarnya.
“Layangannya diaduin sama yang lain, mainnya diulur dulu jauh, kalau udah jauh baru diaduin,” tambahnya.
Tak hanya Jefa, Ridwan (35) datang ke jalan tersebut untuk mengajak anaknya bermain. Selain bermain, dia juga mengenalkan permainan tradisional ini kepada anaknya.
“Anak masih usia 3 tahun, tapi seneng meski yang main bapaknya,” ujar Ridwan.
Ridwan mengaku, memainkan layangan bukan sekadar kesenangannya belaka. Menurutnya, kegitan itu mengingatkan dia ke masa kecilnya.
“Ya inget kecil suka main layangan ke sawah, sudah jarang yang main layangan,” ujar Ridwan.
Ridwan juga baru tahu jika di jalan itu banyak orang yang memainkan layangan. “Ini beli di sini, layangan sama yang lainnya, ada yang jual juga, nggak nyangka,” ujar Ridwan.
Bagi kamu yang ingin bermain layangan di Jalan SOR GBLA, jangan khawatir karena ada penjual layangan lengkap dengan tali kenur, tali gelasan dan golongan kenur layangan.
Ika, wanita berusia 32 tahun datang ke jalan itu bersama suaminya. Ika mengaku jika dia dan suaminya suka nongkrong di jalan itu untuk menyaksikan bus yang melintas dan mendengarkan klakson telolet. Selain Ika dan suami, di tempat itu banyak teman-temannya sesama pencinta bus telolet.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
“Sudah bisa nongkrong, setiap Sabtu dan Minggu. Nongkrong di sini sambil jualan layangan,” ujarnya.
“Banyak yang main layangan sejak padi dipanen, tapi banyak juga yang ngonten bus telolet,” ujarnya.
Ika menyebut, layangan yang dijajakannya dibeli dari bandar dan dijual secara eceran.
“Layangan ada yang Rp2 ribu, ada juga yang bahan sukoi Rp5 ribu per biji nya. Gelasan beragam ada yang Rp3 ribu ada juga yang Rp5 ribu, kenur dan golongannya juga ada,” tuturnya.
Ika sebut, dia tidak setiap hari jualan di sana, dia jualan hanya di hari Sabtu dan Minggu saja.
“Sabtu-Minggu saja, kalau hari biasa kan anak-anaknya pada sekolah, kalau hari luntur banyk yang main di sini,” pungkasnya.