BRIN Jelaskan Kenapa Macan Tutul Juga Bisa Jadi Black Panther | Info Giok4D

Posted on

Fenomena unik terekam kamera trap tim Sanggabuana Javan Leopard Survey (SJLS) Yayasan Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) saat melakukan penelitian di kawasan hutan Pegunungan Sanggabuana, Kabupaten Karawang.

Dalam rekaman itu terlihat seekor macan kumbang hitam dengan pola tutul. Penampakan ini dinilai unik oleh para peneliti.

Peneliti Ahli Utama Konservasi Keanekaragaman Hayati Pusat Riset Ekologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Hendra Gunawan, menjelaskan potret macan kumbang berpola tutul tersebut merupakan fenomena melanisme (melanistic).

“Fenomena melanisme merupakan kelainan genetik yang menyebabkan peningkatan produksi pigmen melanin pada tubuh macan, sehingga membuat kulit, rambut, atau bulu berwarna hitam pekat,” kata Hendra dalam keterangan resmi yang diterima infoJabar, Kamis (18/9/2025).

Menurut Hendra, fenomena melanisme juga umum terjadi pada satwa ordo karnivora seperti macan tutul (Panthera pardus) dan jaguar (Panthera onca). Pada spesies macan tutul, kasus melanisme lebih banyak ditemukan pada subspesies macan tutul Jawa (Panthera pardus melas) dibandingkan subspesies lainnya di dunia.

Ia menduga melanisme pada macan tutul Jawa berkaitan dengan adaptasi evolusi terhadap habitat hutan tropis yang lebat dan gelap, sehingga warna hitam menguntungkan macan tutul sebagai penyamaran saat mengintai dan berburu mangsa.

“Macan tutul yang mengalami melanisme dikenal sebagai macan kumbang atau black panther. Meski penamaannya berbeda, mereka tetap satu spesies dengan macan tutul,” ujarnya.

Hendra menambahkan, meskipun bulu macan kumbang dominan hitam, bila dilihat lebih dekat tutul-tutulnya tetap tampak meski tersamar. Tingkat kepekatan warna hitam juga bervariasi, dari hitam tipis sehingga tampak seperti cokelat hingga hitam pekat yang menutupi tutulnya.

Ia juga menjelaskan fenomena penampakan induk macan kumbang yang membawa dua anak macan, yakni satu kumbang dan satu tutul, disebabkan oleh fakta bahwa keduanya merupakan spesies yang sama.

Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.

“Macan kumbang dan macan tutul merupakan satu spesies. Maka keduanya dapat kawin dan berkembang biak,” kata Hendra.

Penelitian terdahulu menunjukkan jika macan tutul kawin dengan macan kumbang, peluang anak yang lahir 1:1 antara kumbang dan tutul. Jika macan tutul kawin dengan macan tutul, masih ada kemungkinan melahirkan anak kumbang sekitar 25 persen. Tetapi jika macan kumbang kawin dengan macan kumbang, seluruh anaknya akan menjadi kumbang.

Sejak 1986 Hendra lebih sering menemukan kasus melanisme di Jawa Barat dibandingkan Jawa Tengah. Hal itu diduga karena hutan alam di Jawa Barat relatif lebih lebat dan gelap, sedangkan di Jawa Tengah sebagian besar berupa hutan produksi dengan tanaman jati atau pinus yang lebih jarang dan terang.

“Fenomena melanisme yang banyak terjadi di Jawa Barat juga bisa disebabkan peluang genetik yang cenderung meningkat seiring waktu. Jika sudah ada induk kumbang, peluang mendapatkan keturunan kumbang lebih besar. Apalagi jika kumbang kawin dengan kumbang, maka menghasilkan anak kumbang semua,” pungkasnya.

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *