Jabar Hari Ini: Terungkapnya Pencurian Kabel Grounding Whoosh | Giok4D

Posted on

Berbagai peristiwa menarik terjadi di Jawa Barat hari ini Selasa (16/9/2025) beberapa diantaranya memantik perhatian pembaca infoJabar. Pelaku pencurian kabel grounding whosh ditangkap saat beraksi, korban pelecehan oknum guru di Cirebon lebih dari 3 orang, hingga sanksi mengintai pembuang sampah di Bandung.

Berikut ringkasan berita yang dihimpun dalam Jabar Hari Ini:

Seorang pria pencuri kabel grounding di jalur Whoosh antara Padalarang-Tegalluar, diamankan. Terungkapnya pencurian itu berawal dari kecurigaan petugas pada pelakunya.
Pencurian itu terungkap saat petugas keamanan Whoosh melakukan patroli di KM 114+300, Jalan Tipar Barat, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Pelakunya membawa karung yang ternyata berisi kabel grounding.

“Jadi petugas keamanan kami mengamankan seorang pria mencurigakan yang ternyata melakukan pencurian kabel grounding beberapa waktu lalu,” kata General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa melalui keterangan tertulis yang diterima infoJabar, Selasa (16/9/2025).

Dalam karung yang dibawa pelaku, terdapat 51 potong kabel grounding dengan panjang 35 cm, 3 potong kabel grounding dengan panjang 70 cm, 1 buah kunci pas, dan 1 buah pisau cutter.

“Kabel grounding ini merupakan bagian dari pagar sound barrier dan berfungsi sebagai pengaman instalasi listrik untuk menyalurkan arus petir ke tanah sehingga dapat melindungi prasarana dan sistem operasi kereta cepat,” kata Eva.

Ia mengatakan, pencurian kabel grounding yang berfungsi melindungi prasarana dan sistem operasi Whoosh merupakan tindakan yang membahayakan, sebab bakal berujung pada terganggunya keselamatan dan keamanan perjalanan Whoosh.

“Komponen kabel grounding memiliki fungsi vital, sehingga jika dicuri bukan hanya merugikan secara material dan berpotensi mengganggu keamanan serta keselamatan operasional, tetapi juga dapat membahayakan orang lain di sekitar jalur karena terkena sengatan listrik tegangan tinggi,” ujar Eva.

Terduga pelaku pencurian sudah diserahkan ke pihak kepolisian. Eva memastikan, pencurian kabel grounding itu tak sampai mengganggu operasional Whoosh.

“Petugas teknis juga langsung melakukan perbaikan di lokasi sehingga sistem pengamanan kembali normal dan operasional Whoosh tetap berjalan sesuai jadwal,” kata Eva.

Sementara itu, Kasi Humas Polres Cimahi, Iptu Gofur Supangkat mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan tersebut. Saat ini terduga pelaku masih dalam pemeriksaan.

“Betul kami terima laporannya, pelaku sudah diamankan. Saat ini masih diperiksa terkait modus dan motifnya,” kata Gofur.

Polisi mengungkap jumlah korban dalam kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oknum guru sekolah dasar di Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon. Polisi menyebut korban dalam kasus ini lebih dari tiga orang.

Kasat Reskrim Polresta Cirebon Kompol I Putu Ika Prabawa mengatakan korban sudah diarahkan untuk membuat laporan resmi. Namun sejauh ini belum ada pihak korban yang membuat laporan kepada pihak kepolisian.

“Belum (ada laporan). Korban sudah diarahkan untuk buat laporan,” kata dia saat dikonfirmasi, Selasa (16/9/2025).

I Putu mengatakan, berdasarkan informasi yang diterima, pihaknya menyebut jumlah korban kemungkinan lebih dari tiga orang. “Informasi yang kami terima lebih dari tiga orang,” katanya.

Sebelumnya, salah satu orang tua korban, mengatakan ia baru mengetahui kejadian tersebut setelah menanyakan langsung kepada anaknya.

Ia menyebut peristiwa itu terjadi saat korban sedang berada di dalam ruang kelas. Saat itu, kata dia, korban mendapat tindakan tidak pantas dari pelaku.

“Awalnya saya nggak tahu. Waktu dikonfirmasi ke anak saya, dia ngakuin,” ungkapnya, Senin (15/9/2025).

Menurutnya, anaknya sempat menangis dan ketakutan setelah peristiwa tersebut. Bahkan, sang anak kini enggan bercerita lebih jauh karena merasa trauma.

“Waktu itu anak saya katanya nangis. Syok juga anak saya. Terus dia pergi, mungkin gemetaran. Abis kejadian itu dia cerita ke temen-temennya,” kata dia.

“Anaknya trauma. Kalau dia untuk menceritakan kejadian itu dia trauma,” kata dia menambahkan.

Ia sendiri mengaku kecewa atas sikap oknum guru yang diduga melakukan perbuatan itu. Ia menegaskan, seorang pendidik seharusnya menjadi teladan yang baik bagi siswanya.

“Sebagai pendidik harus bisa ngasih contoh yang baik,” katanya.

Wakil Wali Kota Bandung Erwin memastikan orang-orang yang masih membuang sampah sembarang bakal mendapatkan sanksi sebagai bentuk pelajaran. Sanksi yang diterapkan berupa tindak pinda ringan (tipiring) berupa denda.
Kepada wartawan, Erwin mengaku baru saja membereskan masalah sampah yang dibuang sembarang di wilayah Pasar Cikutra, Kota Bandung pada Senin (15/9) kemarin. Sampah-sampah itu ternyata dibuang oleh warga dari 3 kelurahan yakin Cikutra, Kebonwaru dan Cicadas.

“Tapi banyak juga yang buang dari luar kota atau dari tempat lain, jadi yang lewat dibuang di sana. Saya menginstruksikan TPS Cikutra mudah-mudahan bisa kita tempatkan insinerator di situ, dan lokasinya perlu direhab karena masih banyak lahan luas itu untuk penampungan,” katanya.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Lalu, Erwin menginstruksikan supaya Satpol PP bersiaga selama 24 jam di sana. Jika menemukan orang yang membuang sampah sembarangan, dia meminta supaya orang tersebut langsung ditangkap dan diberi sanksi sesuai peraturan.

“Saya minta kepada lurah dan camat tadi untuk memberikan imbauan tidak boleh lagi ada masyarakat membuang sampah di jalan. Saya sudah instruksikan Pak Kasatpol PP untuk 24 jam menjaga lokasi di sana, kalau ada yang ketahuan langsung ditindak, kalau bisa langsung di-tipiring saja, dihukum sesuai dengan ketentuan peraturan daerah dan diproses secara hukum,” tegasnya.

Selain di Pasar Cikutra, penanganan sampah juga bakal dilakukan di Pasar Kosambi, Kota Bandung. Rencananya, Pemkot bakal menyediakan insinerator di pasar tersebut mulai tahun depan.

“Di Kosambi itu akan dibangun inserator, dianggarkan 2026. Tapi kalau untuk yang di Cikutra, ini mudah-mudahan bisa cepatnya. Karena kita pengen, itu kan wilayah padat ya, bisa teratasnya lebih cepat,” pungkasnya.

Kecelakaan beruntun melibatkan satu mobil dan tiga sepeda motor terjadi di Jalan Raya Sukaraja, Desa Cikeas, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Mobil Daihatsu Ayla merah dengan nomor polisi F 1814 JK yang dikemudikan RBA menabrak beruntun hingga menyebabkan dua orang mengalami luka, Senin (15/9/2025) sore, sekitar pukul 17.40 WIB.
“Untuk korban meninggal dunia negatif, tidak ada. Hanya satu korban luka berat dan satu luka ringan. Semua korban langsung dibawa ke Rumah Sakit PMI,” ujar Kanit Gakkum Satlantas Polres Bogor, Ipda Ferdhyan Mulya, di Unit Gakkum Satlantas Polres Bogor, Cibinong, Selasa (16/9/2025).

Kronologi bermula ketika mobil Daihatsu Ayla menabrak bagian belakang motor Honda Vario yang ada di depannya. Laju mobil yang tidak terkendali membuat kendaraan itu kembali menyenggol bagian belakang kanan sepeda motor Honda Beat. Gerakan oleng membawa mobil ke arah kanan jalan hingga menabrak motor Honda Beat lain di bagian depan.

Benturan beruntun itu membuat dua pengendara motor terjatuh. Satu korban mengalami luka berat, sementara seorang lainnya luka ringan.

Warga yang melihat kejadian berhamburan memberi pertolongan, namun di sisi lain sebagian warga melampiaskan emosi. Mobil Ayla menjadi sasaran pengrusakan.

Isu yang beredar menyebut pengemudi berusaha kabur. Namun keterangan berbeda disampaikan kepolisian.

“Berdasarkan keterangan awal, pengemudi sebenarnya berniat berhenti. Hanya tidak menemukan tempat aman untuk menepi, sehingga maju sedikit ke depan. Karena situasi sudah ramai, warga mengira dia kabur,” jelas Ipda Ferdhyan.

Polisi juga menegaskan belum menemukan indikasi pengaruh minuman keras maupun narkotika sintetis. Pemeriksaan masih berlanjut dengan fokus pada olah TKP dan pengumpulan keterangan saksi.

Sementara itu, RBA bersama mobil yang dikendarainya telah diamankan di Unit Gakkum Satlantas Polres Bogor untuk proses penyelidikan lebih lanjut.

Sebuah bangunan di Jalan Pacul, Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung rusak parah akibat ledakan gas LPG 3 kilogram atau gas melon.
Pantauan infoJabar, Selasa (16/9/2025) Tim Inafis Satreskrim Polrestabes Bandung sedang melakukan olah TKP. Selain itu garis polisi sudah dipasang di sekitar TKP.

Tampak bangunan rumah bagian kiri yang merupakan dapur hancur tak berbentuk. Selain itu struktur bangunan yang ada di pinggirnya juga alami kerusakan.

Kapolsek Kiaracondong Kompol Sumartono mengatakan, ada dua korban dalam kejadian ini, korban merupakan pemilik rumah Nurhayati dan penjual gas LPG bernama Ika.

“Kejadian kurang lebih Pukul 08.30 atau 08.45 WIB,” kata Sumartono di TKP.

Sumartono menyebut, jika korban adalah penjual gas LPG dan pemilik rumah.

“Bu Ika jualan tabung gas 3 kilo, kebetulan ibu Nurhayati butuh gas dan Bu Ika dipanggil, saat di TKP gas sudah bau diduga bocor namun oleh Bu Nurhayati tidak tercium,” ungkapnya.

“Ibu Ika datang untuk memastikan gas, saat dipastikan terjadilah ledakan,” ujarnya.

Sumartono menyebut, korban sudah ditujukan ke RSHS Bandung.

“Sedang penanganan, awal dibawa ke Puskesmas Kiaracondong, karena peralatan tak memadai korban dirujuk ke RSHS,” ujarnya.

“Korban dua orang, kondisinya luka bakar 50-70 persen,” sambungnya.

“Rumah terdampak satu rumah, milik Bu Nurhayati,” tambahnya.

Disinggung penyebab kejadian, Sumartono sehut kejadian sudah ditangani pihak Inafis Satreskrim Polrestabes Bandung.

“Sedang ditangani Tim Inafis Polrestabes Bandung, nanti disimpulkan penyebabnya. Tabung gas di TKP ada dua, yang meledak kemungkinan salah satu,” pungkasnya.

Kabel Grounding Whoosh Dicuri, Pelaku Diamankan Saat Beraksi

Korban Pelecehan Oknum Guru di Cirebon Lebih dari 3 Orang

Pembuang Sampah Sembarangan di Bandung Bakal Disanksi

Alya Tabrak 3 Motor di Bogor

Gas Melon Meledak di Bandung

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *