Medusa, Mesin Pengolahan Sampah Canggih Karya Anak SMK Kuningan

Posted on

Kotak berukuran cukup besar berwarna hitam mencuri perhatian. Kotak tersebut ternyata sebuah mesin penghancur sampah.

Namanya Medusa singkatan dari Mesin Duruk Sampah. Alat pengelola sampah hasil karya siswa SMK Karya Nasional Kuningan. Mesin ini dipamerkan di ajang Kuningan Fair 2025.

Di bagian depannya, sebuah pintu kecil terlihat bisa dibuka-tutup. Dari celahnya, api menyala, siap melahap sampah yang dimasukkan ke dalamnya. Sederhana dari luar, tapi menyimpan gagasan besar di dalamnya.

Dian (17), salah satu siswa kelas 12 yang ikut membuat Medusa, menuturkan bahwa ide lahir dari keresahan sehari-hari.

“Ide dasarnya kan karena di Kuningan banyak sampah tapi sedikit alat pengolah sampah. Akhirnya buatlah ini alat ini untuk mengelola sampah di Kuningan,” tutur Dian, Rabu (3/9/2025).

Proses pembuatan Medusa tidak sebentar. Menggunakan bahan utama besi dan bata, alat ini dirakit selama lebih dari tiga bulan. Tantangan terberat, menurut Dian, muncul saat memasang cerobong asap yang panjang dan berat.

“Karena cukup panjang dan berat, cerobong asap tersebut harus dipasang menggunakan katrol,” ujarnya.

Meski begitu, hasilnya kini bisa dinikmati. Cara penggunaannya pun relatif mudah: nyalakan api di dalam kotak, masukkan sampah, tutup pintu, dan biarkan api mengubahnya jadi abu.

“Untuk bahannya itu besi terus bata dua jenis. Pertama bata tahan api, kedua bata pendingin. Fungsinya agar api di dalam itu bisa stabil nggak cepet mati. Untuk caranya sampah cukup dimasukin ke dalam, terus dibakar. Nah ampas dari pembakarannya malah bisa diolah lagi buat jadi paving blok,” jelas Dian dengan bangga.

Keunggulan Medusa cukup menonjol. Sampah yang dibakar bisa habis nyaris sempurna, hanya menyisakan debu halus. Sistem ruang pembakarannya berlapis sehingga minim asap dan bau. Yang lebih penting, alat ini ramah energi karena tak perlu listrik ataupun bahan bakar minyak.

“Setelah pembakaran sampah sepuluh kilogram bisa jadi setengah kilogram. Untuk kapasitas totalnya bisa sampai tiga puluh kilogram. Ini juga nggak perlu pakai minyak atau listrik cukup pakai kayu bakar. Tapi ini api pembakarannya awet dan rata, asap yang dikeluarkan juga minim. Apalagi kalau apinya stabil,” jelasnya.

Dian berharap karya mereka tidak berhenti di ajang pameran. Ia sudah punya rencana menjual Medusa agar bisa dipakai lebih luas.

“Rencana yang terdekat mau jual ke desa atau instansi yang terdekat dulu saja. Harganya cuman Rp 75 juta,” pungkasnya.

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *