BEM Unisba Kecam Represif Aparat dalam Ricuh di Tamansari | Giok4D

Posted on

Kericuhan pecah di Jalan Tamansari, Kota Bandung, Senin (1/9/2025) malam setelah aparat gabungan diduga melepaskan tembakan gas air mata ke kawasan kampus Universitas Pasundan (Unpas) dan Universitas Islam Bandung (Unisba). Insiden ini membuat mahasiswa lari kocar-kacir menyelamatkan diri hingga banyak yang mengalami luka.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Islam Bandung (Unisba), Kamal Rahmatullah, mengecam keras tindakan aparat yang disebutnya telah melanggar hukum dan mencederai nilai demokrasi.

“Pukul 12 malam, usai melakukan aksi demonstrasi, kami mahasiswa Universitas Islam Bandung mengalami serangan brutal dari aparat gabungan TNI dan Polri. Insiden ini bahkan terjadi hingga memasuki area kampus, sebuah wilayah yang secara hukum seharusnya steril dari intervensi aparat bersenjata,” tegas Kamal saat memberi keterangan di Kampus Unisba, Selasa (2/9/2025).

Menurut Kamal, aparat menyerang mahasiswa secara membabi buta dengan perlengkapan lengkap. Akibatnya, sejumlah mahasiswa menjadi korban seperti sesak napas akibat gas air mata serta mengalami luka-luka.

“Serangan ini jelas merupakan bentuk tindakan represif, pelanggaran hukum yang menjijikan, sekaligus penghinaan terhadap nilai-nilai demokrasi serta otonomi kampus,” ujarnya.

Kamal menegaskan bahwa tindakan aparat tersebut melanggar Pasal 13 ayat 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, yang menjamin otonomi perguruan tinggi, termasuk menjaga kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik.

“Masuknya aparat tanpa izin ke dalam kampus adalah bentuk perampasan hak otonom kampus,” kata Kamal.

Atas insiden itu, Keluarga Besar Mahasiswa Unisba (KBMU) menyampaikan lima poin sikap:

1. Mengutuk keras tindakan represif, brutal, dan tidak berperikemanusiaan aparat TNI dan Polri di lingkungan kampus.

2. Menegaskan bahwa kampus adalah ruang aman dan bebas dari kekerasan negara.

3. Menuntut pertanggungjawaban Kapolda Jawa Barat, Pangdam III Siliwangi, dan aparat terkait atas serangan ini.

4. Mendesak Komnas HAM, Ombudsman, dan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban segera turun tangan menyelidiki pelanggaran berat ini.

5. Menegaskan akan menempuh langkah hukum dan menggalang solidaritas nasional untuk melawan praktik militaristik yang membungkam mahasiswa.

“Peristiwa ini adalah bukti bahwa kekerasan dan kekuasaan bersenjata sedang digunakan untuk membungkam sikap kritisnya mahasiswa. Kami tidak akan diam kami akan terus melawan segala bentuk kekerasan dan pelanggaran hukum oleh aparat,” ucap Kamal.

Lebih lanjut, Kamal menuturkan, kericuhan terjadi sekitar pukul 23.30 WIB. Saat itu, sebagian massa aksi sedang beristirahat di sekitar kampus Unisba. Namun tiba-tiba, aparat gabungan bergerak menyerang dari arah bawah.

“Otomatis massa aksi yang dari atas itu berlarian ke dalam, akhirnya sudah masuk di dalam, ada yang juga menembakkan,” katanya.

Ia menyebut ada sekitar 10 kali tembakan gas air mata yang diarahkan ke area sekitar kampus. Walaupun tidak sampai masuk jauh ke dalam, tembakan di depan gerbang menimbulkan kepanikan dan menyebabkan korban luka hingga dilarikan ke rumah sakit.

“Tembakan yang di area kampus kalau sampai masuk banget ke dalam kampus itu gak ada, cuman sampai depan gerbang itu ada. Terkait korban korban semalam itu ada sekitaran 10-20 orang yang akhirnya terluka akibat daripada kekerasan yang dilakukan di depan gerbang, karena kan sifatnya mereka ini menembakan gas air mata, juga dari aksi massa dari luar itu berlarian ke Unisba,” jelasnya

Di sisi lain, Kamal juga mengakui sempat ada pelemparan bom molotov ke arah aparat. Namun dia menegaskan, hal itu dilakukan bukan oleh mahasiswa Unisba dan berada di area luar kampus.

“Kalau sepenglihatan memang ada, cuman itu di luar kampus Unisba,” tandasnya.

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan memberikan penjelasan mengenai insiden di Kampus Unisba dan Unpas itu.

Ia mengatakan, polisi yang dibantu TNI awalnya sedang menyisir sejumlah area setelah memukul mundur massa yang berdemo di depan kantor DPRD Jabar. Setibanya di wilayah Tamansari, Kota Bandung, petugas menemukan tumpukan batu, kayu hingga ban yang dibakar di tengah jalan.

“Sisaat yang sama, adanya sekelompok orang memakai baju hitam yang diduga sebagian besar Anarko. Mereka itulah awalnya yang menutup dan memblokade jalan di Tamansari sambil anarkis. Sehingga tim patroli sekala besar Gabungan TNI-Polri turun,” katanya, Selasa (2/9/2025).

Hendra menyebut, massa berpakaian hitam yang diduga kelompok Anarko ini merancang skenario provokasi. Mereka kata dia, disinyalir memancing petugas, kemudian mundur ke kampus Unisba hingga Unpas dengan tujuan agar pasukan polisi menyerang masuk ke kampus.

“Mereka merancang skenario provokator, dimana mereka memancing petugas dan mundur ke kampus Unisba dengan harapan petugas menyerang masuk kampus,” ungkapnya.

“Namun kita tetap tenang, tidak terpancing dengan skenario mereka. Dan kita lakukan penyisiran di sepanjang jalan,” tambahnya.

Hendra pun memastikan tidak ada polisi yang masuk ke dalam area kampus. Ia juga membantah soal narasi petugas yang menembakkan peluru karet.

“Anarko melakukan provokasi dari dalam kampus Unisba dengan melempar bom molotov ke tim patroli kendaraan roda 2 dan roda 4 mobil rantis Brimob. Tim kemudian menembakkan gas air mata di jalan raya, yang kemudian tertiup angin ke arah parkiran Unisba,” ungkapnya.

“Ini yang kemudian provokator dari Anarko inginkan dan memang menunggu moment untuk membenturkan antara mahasiswa dan petugas. Mereka membuat framing bahwa petugas masuk ke kampus, membawa senjata peluru karet dan menembakkan gas air mata. Yang dimana semua itu hoax,” tegasnya.

“Pada kenyataan di lapangan, tidak ada satupun petugas yang masuk ke area kampus, tidak ada satupun petugas yg membawa senjata. Jarak petugas 200 meter dari kampus Unisba dan tembakan flass ball tidak ada yg di arahkan ke kampus, semua ke jalan raya. Setelah kondisi jalan taman sari aman kami tetap melanjutkan patroli keliling,” pungkasnya.

Rektor Universitas Islam Bandung (Unisba) Prof. Ir. A. Harits Nu’man, M.T., Ph.D., IPU, ASEAN Eng., mengatakan kerusuhan terjadi di atas Pukul 21.00 WIB.

“Kejadian semalam, kalau kita lihat itu mulai Pukul 21.30 WIB, secara masif, kami lagi cari informasi kenapa kejadian masif hingga dini hari yang tadinya pendemo itu pulang jam 17.00 WIB dari DPRD ke kampusnya masing-masing, di luar dugaan massa bergerombol di titik lain ke titik lainnya,” ungkapnya.

“Katanya ada di Jalan Trunojoyo, masuk ke Sulanjana, kemudian di Taman Radio juga ada gerombolan dan mereka memblokir jalan, kemudian di depan gedung LPPM sampai di Jalan Tamansari atas dan bawah, serombongan itu yang menjadi pemicu, tanda kutip di medsos aparat polisi serang kampus Unisba itu akibat dari gerombolan yang tadi,” tambahnya.

Harits menyebut, akibat gerombolan tidak dikenal itu, nama Kampus Unisba jadi terbawa-bawa dan menimbulkan isu liar di publik.

“Itu yang sebabkan kerusuhan tadi malam, sehingga isunya berkembang jadi liar. Ini area publik namanya Jalan Tamansari, bukan Jalan Unisba. Itu jalan umum yang diblokir gerombolan tadi, tidak tahu siapa, tapi massa ada di situ dan beredar ke kampus kita,” tuturnya.

Menurutnya, secara otomatis perusuh disisir dari atas Taman Radio, kemudian di Purnawarman, kemudian ditekan lagi sampai ke depan Taman Segitiga dan diblok otomatis hingga Kampus Unisba.

“Pelariannya kemana lagi kalau bukan ke tempat aman, karena memang kampus Unisba kampus umat, dia loncat dan masuk,” ucapnya.

Disinggung apakha gerombolan itu bukan mahasiswa Unisba, Harist menyebut mungkin ada beberapa di antaranya mahasiswa yang hendak pulang saat kerusuhan berlangsung.

“Logisnya kalau mahasiswa jam 17 pulang, tapi kenapa sampai terjadi sampai larut malam, ini harus ditelusuri mengapa mereka demo sampai larut malam, pertama, bahwa kerusuhan itu boleh jadi sebagian ada mahasiswa Unisba yang baru pulang karena kami closing jam 9 malam,” tuturnya.

“Tetapi pada umumnya, kalau disaksikan sendiri itu aksinya tidak seperti mahasiswa dan dia masuk ke area kampus kita dan kampus kita masih terjaga, kami memaknai penembakan itu untuk mengurai massa yang bergerombol,” pungkasnya. Kronologi

Kronologi

Penjelasan Polisi

Penjelasan Rektor Unisba

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *