Merawat Semangat Literasi Generasi Muda di Ciamis

Posted on

Gedung Kesenian di Jalan Ir H Juanda, Ciamis, yang biasanya lengang, Kamis (28/8/2025) mendadak dipadati anak-anak sekolah. Mereka datang silih berganti, ditemani deretan pedagang makanan dan minuman yang ikut meramaikan suasana.

Keramaian itu bukan tanpa sebab. Para pelajar sedang menghadiri Hajatan Sastra Rumah Koclak 2025, kegiatan bertajuk literasi yang berlangsung selama empat hari. Kegiatan ini digagas untuk menumbuhkan minat baca sekaligus mengenalkan sastra kepada generasi muda sejak dini.

Wida Waridah, pendiri Rumah Koclak, menjelaskan hajatan ini merupakan gelaran kedua setelah sebelumnya pernah digelar pada 2022 pascapandemi di Dinas Perpustakaan Ciamis. Tahun ini, acara mendapat dukungan penuh dari Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disbudpora) Ciamis sehingga bisa digelar di Gedung Kesenian.

“Sasarannya anak SD, SMP, SMA hingga mahasiswa. Kami percaya literasi harus ditanamkan sejak dini. Orang tidak akan mengenal sastra kalau tidak dikenalkan sejak dini,” kata Wida.

Agenda dalam Hajatan Sastra Rumah Kocal ini beragam, mulai dari bedah buku dengan 13 narasumber penyair Jawa Barat, lapak buku, hingga mewarnai bagi pelajar SD untuk merangsang ketertarikan pada literasi. Selain itu, juga ada pameran lukisan karya perupa asal Ciamis, Sugih Bastaman.

Dalam bedah buku, empat karya penulis asal Ciamis turut dibahas, yakni Panji Kumbara, Rifki Sahrani, Kidis, dan Pilos. Hal ini menjadi bukti bahwa geliat sastra di Tatar Galuh cukup menjanjikan.

Lebih membanggakan lagi, Rifki Sahrani Fahri, salah satu sastrawan muda Ciamis, akan mewakili Jawa Barat di ajang Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) pada 1 September 2025 mendatang. Di Ciamis juga ada sosok sastrawan yang terkenal dan seorang maestro yakni Godi Suwarna. “Dunia sastra Ciamis cukup bagus. Lahir juga penerus seperti Rifki yang kini melangkah ke tingkat Asia Tenggara,” ujar Wida.

Hajatan Sastra Rumah Koclak 2025 tidak hanya menjadi ajang literasi, tetapi juga ruang perjumpaan antara karya, seniman, dan generasi muda. Dari bedah buku, lukisan, hingga diskusi, kegiatan ini menjadi upaya konkret agar sastra tidak hanya hidup di kalangan akademisi, tetapi juga tumbuh di hati anak-anak Ciamis.

Diketahui, Rumah Koclak sendiri lahir pada 2010 dari sebuah perpustakaan kecil milik Wida dan suaminya, Toni. Awalnya keduanya yang merupakan penulis ini hanya membuka perpustakaan itu bagi tetangga dan anak-anak sekitar di Kedung Panjang, Maleber. Seiring waktu, kegiatan diskusi dan lapak buku berkembang hingga membentuk komunitas literasi, sastra, dan teater.

Setiap Minggu pagi, komunitas ini rutin membuka lapak buku di kawasan Cileueur River, Ciamis, untuk mengajak anak-anak lebih dekat dengan bacaan. “Kami ingin membangun ekosistem literasi di Ciamis, supaya anak-anak tidak hanya mengenal teknologi, tapi juga tumbuh dengan sastra, seni, dan budaya,” pungkas Wida.

Sementara itu, Kepala Disbudpora Ciamis Dian Budiyana mengapresiasi kegiatan tersebut. Hal ini membuktikan Ciamis tidak hanya kaya akan peninggalan sejarah namun juga mampu menceritakan sejarah. “Cerita tersebut tentunya, Ciamis ini diwarisi oleh peninggalan-peninggalan para leluhur baik itu peninggalan wujud benda maupun tak benda, semuanya ada cerita. Sehingga tidak heran, Ciamis melahirkan sastrawan yang sudah terkenal,” ujarnya.

Menurutnya, Hajatan Sastra Rumah Koclak ini untuk membangun dan menampilkan karya-karya sastra penyair muda. Dan ini juga diisi oleh tampilan pembacaan puisi, bedah buku karya sastrawan muda Ciamis dan dilengkapi dengan para seniman budayawan dari kota lain. “Terima kasih Gedung Kesenian ini juga telah dimanfaatkan dengan baik. Ini sebagai wujud nyata, bahwa Gedung Kesenian ini digunakan untuk mengekspresikan seniman dengan karya nyatanya,” jelasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *