Fakta Mali Lawan Timnas Indonesia U-17, Ada Sosok Raja Terkaya

Posted on

Timnas Indonesia U-17 akan bersua Timnas Mali U-17 di laga pamungkas Piala Kemerdekaan 2025. Laga ini akan tersaji di Stadion Utama Sumatera Utara, Deli Serdang, Senin (18/8/2025).

Laga ini ibarat partai final bagi Indonesia dan Mali. Hasil dari pertandingan ini akan menentukan siapa yang akan menjadi juara pada akhir turnamen.

Berbicara soal Mali, yang akan menjadi lawan Indonesia nanti, tak akan lepas dari sosok manusia yang paling kaya di dunia yang pernah memerintah di negeri itu. Namanya Mansa Musa.

Mansa Musa mungkin tak sepopuler Elon Musk atau Jeff Bezos pada masa ini, tapi sejarah mencatat Mansa Musa atau Kaisar Mansa mampu meruntuhkan ekonomi Mesir di Abad Pertengahan. Begini fakta-faktanya.

Musa menjadi penguasa Afrika Barat abad ke-14 dari Kekaisaran Mali yang memerintah dari tahun 1312 sampai tutup usia pada 1337. Lahir pada 1280, Musa mewarisi kerajaan ketika Mansa Abu-Bakr melepaskan posisinya pada 1312, untuk memulai ekspedisi melintasi Atlantik dan tidak pernah kembali.

Kekaisaran yang dipimpinnya sendiri sudah sangat kaya berkat sumber daya alam Afrika Barat. Tak hanya emasnya yang terkenal, Afrika Barat juga kaya akan tembaga, cangkang kerang (digunakan sebagai mata uang selama berabad-abad di beberapa bagian Afrika), rempah-rempah, manik-manik, garam, dan barang mewah lainnya.

Dikabarkan BBC, sebagaimana diungkap Rudolph Butch Ware, guru besar sejarah di Universitas California, menggambarkan betapa kayanya Mansa Musa.

“Jumlah kekayaan Musa jika dihitung di masa kini sungguh luar biasa sampai-sampai hampir mustahil untuk benar-benar memahami betapa kaya dan berkuasanya ia saat itu,” ungkap Rudolph Butch Ware.

Banyak sejarawan yang memperkirakan kekayaan Mansa Musa. Pada 2012, situs web AS Celebrity Net Worth memperkirakan jumlah kekayaan Musa berada di angka US$400 miliar atau sekitar Rp5,72 kuadriliun. Meskipun ditemukan angka perkiraan, namun sejarawan ekonomi satu suara bahwa kekayaannya tak mungkin dinominasi ke dalam angka.

Jika dibandingkan dengan daftar orang terkaya dunia di zaman modern, kekayaan Musa memiliki nilai sekitar USD 400 miliar, sedangkan kekayaan Elon Musk USD 219 miliar dan Jeff Bezos 171 miliar menurut catatan Forbes.

“Cara Barat dan bagaimana sejarah Afrika dilihat, lebih sering melalui kacamata perdagangan budak dan kolonialisme,” kata Kathleen Berzock, kurator Caravans of Gold, sebuah pameran yang mengeksplorasi dampak global Afrika Barat pada abad pertengahan.

“Karena bias itu, dan penekanannya, persepsi yang muncul adalah Afrika tidak memiliki sejarah penting yang mendahului peristiwa global tersebut,” sambungnya.

Di bawah kepemimpinan Mansa Musa, Kerajaan Mali berkembang dengan sangat pesat. Ia berhasil menguasai 24 kota baru pada masa itu, termasuk Timbuktu.

Saking besarnya wilayah kekuasaan Kerajaan Mali, Mansa Musa layak dijuluki sebagai raja yang sangat amat kaya.

“Pusat-pusat perdagangan besar yang menggunakan emas dan komoditas lain sebagai alat tukar juga berada di daerah kekuasaannya, dan ia (Mansa Musa) memperoleh kekayaannya dari aktivitas perdagangan tersebut,” ujar Kathleen.

Mansa Musa adalah raja yang memeluk Islam. Ia dikenal sebagai sosok muslim yang taat beragama. Pada jelang musim haji, Mansa Musa menuju ke Makkah melalui Gurun Sahara dan Mesir. Ia berniat menunaikan ibadah haji.

Mansa Musa turut mengajak rakyatnya dalam perjalanan ini. Ia diketahui membawa rombongan yang terdiri dari 60.000 orang.

Rombongan ini termasuk para pejabat kerajaan seperti hakim, pasukan tentara, pedagang dan pada budak. Rombongan ini juga membawa unta sebagai tunggangan, ribuan sapi dan kambing sebagai bekal persediaan makanan.

Puluhan ribu orang yang bergerak bersamaan ini sekilas tampak seperti sebuah kota yang sedang berjalan. Rombongan ‘Raja Terkaya’ ini juga turut membawa banyak perhiasan dan harta berupa emas murni.

Dikutip dari , Perjalanan haji Mansa Musa melintasi Kairo. Di sini terjadi kisah penting yang kemudian tercatat dalam sejarah.

Karena membawa perbekalan emas yang sangat banyak, Mansa Musa dengan gampang membagikan emas kepada warga Kairo. Ia singgah di kota ini selama tiga bulan tetapi menghancurkan perekonomian kota ini selama 10 tahun.

Lucy Duran dari School of African and Oriental Studies di London mencatat bahwa para penghibur Mali, yang merupakan pendongeng balada sejarah, khususnya, marah terhadap Mansa Musa.

“Ia membagikan terlalu banyak emas sepanjang perjalanan hingga para penghibur tak mau memuja-mujinya lagi dalam nyanyian mereka karena mereka berpikir bahwa ia menghambur-hamburkan sumber daya alam lokal di luar kerajaan,” ujarnya.

Perjalanan haji Mansa Musa kemudian menjadi bagian dari sejarah. Kedermawanannya membagikan emas membuat Mansa Musa dan Kerajaan Mali dikenal luas.

Pada abad ke-19, orang-orang dari berbagai penjuru mendatangi Timbuktu. Mereka ingin membuktikan mitos kota emas yang hilang di ujung dunia. Hal itu masih terus berlangsung, bahkan 500 tahun sejak Mansa Musa berkuasa.

Mansa Musa kembali dari Mekah bersama sejumlah cendekiawan Islam, termasuk penyair sekaligus arsitek Andalusia bernama Abu Es Haq es Saheli, yang dikenal sebagai perancang Masjid Djinguereber yang terkenal.

Mansa Musa juga banyak berperan dalam bidang seni, sastra dan pendidikan. Ia membangun banyak sekolah, perpustakaan dan masjid.

Timbuktu berubah menjadi pusat pendidikan dan banyak orang berdatangan dari berbagai belahan dunia untuk belajar di tempat yang kini dikenal sebagai Universitas Sankore.

Mansa Musa dikabarkan meninggal dunia pada 1337 di usia 57 tahun. Kerajaannya ini kemudian diwariskan kepada anak-anaknya.

Sayangnya, anak-anak Mansa Musa tidak bisa menjaga kerajaan seperti sang ayah. Kedatangan bangsa Eropa ke Afrika menjadi titik akhir kehancuran kerajaan Mali.

Diangkat Jadi Raja Menggantikan Sang Kakak

Jumlah Hartanya Sulit Diukur

Raja Mansa Musa Berhaji, Bawa Rombongan Seperti Kota Berjalan

Kairo Kebanjiran Emas Mansa Musa

Peran Mansa Musa dalam Dunia Pendidikan

Masjid Djinguereber dibangun pada 1327

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *