Duh! Pawai Kemerdekaan di Tasikmalaya Diwarnai Tawuran baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Kegiatan pawai dalam rangka HUT ke-80 Republik Indonesia di Kelurahan Sirnagalih, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya diwarnai tawuran dua kelompok warga, Minggu (17/8/2025). Pawai kemerdekaan yang idealnya dipenuhi rasa persatuan dan kesatuan, berubah menjadi bentrok fisik, bahkan sempat diwarnai hujan batu.

Insiden terjadi di sekitar Simpang Tiga Kampung Cidoyang sekitar pukul 10.00 WIB. Informasi yang dihimpun, dua kelompok warga yang terlibat bentrok berasal dari Kampung Cipapagan dan Kampung Tarikolot.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Akibat peristiwa itu sejumlah warga mengalami luka-luka terkena lemparan batu. Selain itu, sebuah lapak pedagang nasi TO (tutug oncom) mengalami kerusakan terkena lemparan batu.

“Kalau awalnya nggak tahu, saya lagi jualan ayam goreng tiba-tiba saja ada keributan, sampai terjadi tawuran hujan batu,” kata Ihsan (36), pedagang ayam goreng dan nasi TO.

Ihsan mengatakan aksi saling lempar batu terjadi dari arah Kampung Tarikolot dan Cipapagan. “Itu tempat jualan nasi TO rusak, kaca hancur, atap asbesnya belah. Batunya besar-besar,” ungkapnya.

Di tengah kericuhan itu, Ihsan berinisiatif mengamankan ibu-ibu dan anak-anak peserta pawai yang kocar-kacir. “Ada sekitar 20 orang yang saya ajak masuk rumah, soalnya bahaya terkena lemparan batu. Ini kan posisinya di tengah, yang melempar dari kiri dan kanan,” jelasnya.

Tebe, salah seorang pemuda di sekitar lokasi kejadian mengatakan, kericuhan awalnya dipicu perselisihan peserta pawai dengan seorang pengendara sepeda motor. Tapi hal itu berubah menjadi kericuhan yang melibatkan 2 kelompok warga beda kampung.

“Awalnya ada ribut-ribut dengan pengendara sepeda motor. Terus jadi kericuhan, baku pukul seperti tawuran. Setelah itu jadi perang batu,” ujar Tebe.

Tebe sendiri mengalami luka di bagian wajahnya, akibat terlempar batu. “Saya juga kena batu,” ungkapnya sambil menunjukkan luka di pipinya.

Dia membenarkan dua kelompok yang terlibat pertikaian adalah warga Kampung Cipapagan dan Tarikolot.

Nina (60) seorang warga lansia juga mengaku terkena lemparan batu di bagian pinggangnya. “Ini pinggang bengkak terkena lemparan batu sebesar kepalan tangan,” kata Nina.

Dia mengaku saat itu menyeberang jalan hendak menyelamatkan diri ke rumah saat aksi saling lempar batu terjadi.

“Saya mau ke rumah, takut karena sudah ricuh. Saya suruh istigfar semua tapi nggak digubris,” ungkap Nina.

Pantauan infoJabar tengah hari ini, suasana sudah relatif kondusif. Tapi kerumunan warga di kedua kampung masih ada. Aparat Polsek Indihiang terlihat turun ke lokasi kejadian untuk meredam potensi bentrok susulan.

Kapolsek Indihiang, Kompol Iwan membenarkan adanya kejadian itu. Pihaknya tengah berusaha mendamaikan permasalahan ini bersama unsur pemerintahan setempat. Aksi tawuran itu menurut Iwan dipicu oleh kesalahpahaman.

“Kami mendengar informasi bahwa ada masyarakat yang terjadi miskomunikasi pada saat arak-arakan. Bahwa itu ada sedikit senggolan. Sebetulnya tidak terjadi masalah, tapi karena orang banyak mendengar sedikit percakapan yang disenggol dan disenggol itu nyangkanya itu ribut. Pada saat banyak massa itu, jadi ikut-ikutan tidak tahu masalah,” kata Iwan.

Terkait tawuran hingga memicu aksi perang batu, Iwan juga membenarkan meski menurutnya tidak terlampau parah. “Tadi saya dengan seperti itu, tapi tidak terlalu parah, lemparan batu juga hanya beberapa kali lemparan, tidak masif,” jelasnya.

Saat ini pihaknya tengah berusaha mendamaikan kedua pihak untuk antisipasi aksi tersebut terulang.

“Kami bersama Pak Lurah, Bhabinkamtibmas dan Babinsa berupaya untuk secepatnya meredam permasalahan ini, dan kami sudah mendatangi masing masing tokoh agama, masyarakat, pemuda. Alhamdulilah kedua belah pihak akan menahan diri dan akan melakukan musyawarah di kantor Kelurahan,” kata Iwan.

Lurah Sirnagalih Ahmad Saeful Barri mengatakan insiden itu terjadi saat ratusan warga dari setiap RW melakukan pawai alegoris. Pawai atau karnaval ini mengitari jalanan wilayah kelurahan.

Insiden itu sendiri terjadi saat pawai sudah selesai dan hendak kembali ke Kantor Kelurahan. Lurah juga mengakui jika kedua kelompok warga ini sempat beberapa kali terlibat perselisihan. Beberapa warga menyebut perselisihan tanpa alasan jelas ini, sering terjadi.

“Ya mungkin kalau disebut sering nggak juga ya, mungkin ini ada gesekan tidak sengaja, karena kondisinya ini kan lagi pawai,” kata Ahmad.

Meski demikian Ahmad menegaskan akan berusaha mendamaikan kedua belah pihak termasuk melakukan evaluasi jika hendak melakukan kegiatan yang melibatkan masyarakat dalam jumlah banyak.

“Mungkin kita akan lebih intensif, terutama untuk pengadaan kegiatan yang sifatnya massal, mungkin akan kita benahi lagi agar kejadian serupa tak terulang,” pungkas Ahmad.

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *