Kisah Tasik Kota Dangdut: Kota Penuh Julukan dan Musisi Terkenal

Posted on

Banyak julukan yang disandang Kota Tasikmalaya. Misalnya Tasik Kota Santri, sebutan ini merujuk kepada banyaknya pesantren sehingga jumlah santrinya pun relatif banyak.

Ada lagi sebutan Tasik Kota Resik, julukan ini disematkan karena Tasik lingkungannya bersih, bahkan di masa lalu berkali-kali mendapatkan Piala Adipura. Meski julukan itu untuk saat ini kurang relevan, karena faktanya di Tasik saat ini banyak tempat pembuangan sampah liar di pinggiran jalan, sehingga membuat Tasik tak lagi resik.

Selain itu, Tasik juga disebut sebagai Mutiara dari Priangan Timur, julukan ini merujuk kepada dominannya potensi Tasikmalaya di wilayah Priangan Timur Jawa Barat. Baik potensi alam, ekonomi dan bidang lainnya.

Di samping deretan sebutan itu, ada satu lagi julukan yang disandang Tasikmalaya sejak dulu, yakni Tasik Kota Dangdut.

Sebutan ini muncul karena Tasikmalaya telah melahirkan deretan penyanyi dangdut top yang mewarnai belantika musik dangdut Tanah Air. Selain itu industri musik dangdut juga tumbuh subur, dengan banyaknya grup orkes melayu yang lahir di Tasikmalaya.

“Tasikmalaya identik dengan dangdut, meski fenomena ini terjadi di masa lalu, di era tahun 1970-an sampai awal tahun 2000-an,” kata Nunu Nazarudin Azhar, budayawan dan pemerhati musik di Tasikmalaya, Rabu (23/4/2025).

Beberapa penyanyi dangdut top yang asli Tasik, sebut saja Rhoma Irama, Itje Tresnawati, Evie Tamala, Caca Handika, Cucu Cahyati, Vety Vera, Kitty Andriani (Manis Manja Grup), Sona Orama hingga Alam Mbah Dukun. Tentu saja nama-nama ini hanya sebagian kecil, selain itu masih banyak musisi atau penyanyi dangdut asal Tasikmalaya.

Sementara untuk grup orkes melayu (OM), ada dua nama yang paling terkenal dan menjadi kawah candradimuka bagi penyanyi-penyanyi dangdut Tasikmalaya, yakni OM Sinar Remaja dan OM Palem.

Dalam buku ‘Hiburan di Tasikmalaya Kemarin Dulu’, Nunu mengulas beberapa artis dangdut asal Tasikmalaya yang sukses menasional.

Itje Tresnawati misalnya, Nunu mengulas di awal kemunculan pada medio dekade 80-an, Itje bernyanyi dari panggung ke panggung bersama OM Sinar Remaja dan OM Palem. Sebelumnya akhirnya tembus ke panggung Jakarta dan bertemu dengan Eddy Sud, yang merupakan pelawak, pemain film sekaligus koordinator artis safari TVRI. Kemudian Itje pun menikah dengan Eddy Sud, beriringan dengan meledaknya tembang “Duh Engkang” sekitar tahun 1989. Itje juga membangun sebuah masjid megah di kampung halamannya di Kecamatan Jamanis.

Evie Tamala, penyanyi dangdut asal Kecamatan Cigalontang Tasikmalaya pun demikian. Dia memulai karirnya dari panggung-panggung dangdut di Tasikmalaya.
“Evie Tamala membawa warna baru dengan menghadirkan lagu dangdut romantik dengan sentuhan akustik,” kata Nunu. “Cinta Ketok Magic”, “Selamat Malam”, “Cinta Parabola”, “Dokter Cinta” adalah sebagian dari hits dari penyanyi bernama asli Cucu Suryaningsih ini.

Perjalanan dari panggung dangdut Tasikmalaya dan tembus pasar nasional, juga dialami oleh Vety Vera, Cucu Cahyati dan Caca Handika. Kualitas olah vokal penyanyi dangdut kelahiran Tasik ini sukses dengan lagunya masing-masing. Vety Vera sukses dengan lagu “Yang Sedang-sedang Saja” disertai aksi panggung yang enerjik. Caca Handika dengan lagu “Undangan Palsu” dan “Angka Satu”. Sementara Cucu Cahyati dengan tembang “Mabuk Judi”.

Di awal 2000-an, muncul Alam dengan tembang Mbah Dukun. Adik Vety Vera ini tampil dengan aksi panggung meniru Michael Jackson serta kolaborasi musik dangdut dan rock. Kesuksesannya ditandai dengan menyabet berbagai penghargaan di Anugerah Musik Indonesia (AMI) 2002.

“Selepas kesuksesan itu atau di awal tahun 2000-an, musik dangdut tampaknya meredup oleh gempuran lagu-lagu pop berirama melayu,” kata Nunu.

Terkait Sang Raja Dangdut Rhoma Irama, menurut Nunu Rhoma Irama dapat dikatakan sekedar numpang lahir di Tasikmalaya.

“Beliau lahir di Tasikmalaya pada 11 Desember 1946, ayahnya seorang perwira. Ada sumber yang menuliskan bahwa Rhoma hanya numpang lahir saja di Tasikmalaya, karena kehidupannya lebih banyak di Jakarta,” kata Nunu.

Tapi dalam banyak kesempatan Rhoma Irama terlihat bangga lahir di Tasikmalaya. “Nama Rhoma selalu terikat dengan Tasikmalaya, dia juga sangat fasih berbahasa Sunda,” kata Nunu.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *