Polisi Tetapkan 6 Tersangka Kasus Persekusi Remaja Sukabumi

Posted on

Setelah melalui proses marathon panjang sejak Senin (11/8) malam hingga Selasa (12/8/2025) malam, Satreskrim Polres Sukabumi menetapkan enam orang sebagai tersangka kasus persekusi terhadap GS (16), remaja asal Desa Cikiray, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi.

Informasi yang dihimpun infoJabar, pemeriksaan sebelumnya dilakukan terhadap saksi-saksi warga yang disebut-sebut berada di lokasi saat persekusi terjadi.

Mereka berstatus saksi, masing-masing bernama Lukman alias Gajah, Gilang, Aay Ajhari, M Rodi Hidayat, Uce Sobandi, Riski Saripudin alias Aep, Dodi (Ketua RW), Miptahudin/Aber (Ketua RT), dan Saleh Suryadi.

Namun saksi atas nama Lukman alias Gajah dan Gilang tidak hadir sejak pemeriksaan awal. Keterangan diperoleh dari warga, kedua nama ini terlihat jelas dalam video kekerasan yang beredar.

“Setelah kita lakukan penyelidikan, pemeriksaan saksi kita gelar marathon ke penyidikan dan sudah ditetapkan 6 tersangka. Dua di antaranya masih dalam pengejaran,” kata Kasat Reskrim Polres Sukabumi, Iptu Hartono, didampingi Kanit PPA Ipda Agus Murtadho.

Menurut Hartono penetapan tersangka dilakukan setelah pihaknya melakukan gelar perkara, selepas itu pihaknya menaikkan status warga yang sebelumnya saksi menjadi tersangka. Polisi kemudian menyebut para tersangka dengan inisial.

“Tersangka berinisial LK, GL, RD, UC, AE, dan AY. Untuk yang masih kita kejar inisial LK dan GL,” tegas Hartono.

Hingga Selasa malam, polisi masih memburu dua orang tersangka yang belum tertangkap, yakni LK dan GL. Keduanya disebut terekam jelas dalam video persekusi.

“Masih kita kejar, mudah-mudahan segera tertangkap,” ujar Hartono.

Pantauan infoJabar di Mapolres Sukabumi, pemeriksaan berlangsung padat. Beberapa warga yang dijadikan saksi terlihat keluar-masuk ruang penyidik.

Sementara itu, GS (16) remaja korban persekusi saat ini mendapat penanganan medis di RSUD Palabuhanratu.

“Benar, anak saya saat ini dirawat, setelah tim medis RSUD Palabuhanratu melakukan pemeriksaan CT Scan sejak pagi tadi,” kata Nandin Sallahudin, ayah GS.

Rawat inap, menurut Nandin, dilakukan karena dokter ingin melakukan observasi mendalam. Hal ini disebabkan korban masih merasakan sakit di bagian kepala.

“Penjelasan dari dokter katanya ingin memeriksa lebih jauh kaitan kondisi, jadi harus observasi. Putra saya ini masih merasa pusing, jadi pusing dan mata pandangan kabur,” jelas Nandin.

Korban Dirawat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *