Bandung menjadi Kota Industri Dirgantara, itulah cita-cita Wali Kota Bandung Muhammad Farhan. Untuk mewujudkan hal tersebut, di tengah larangan study tour, Farhan akan mengajak pelajar SD dan SMP di Kota Bandung untuk melakukan wisata kedirgantaraan atau yang dikenal DI Edutainment.
Menurut Farhan, nantinya para pelajar di Kota Bandung akan dikenalkan dengan sejarah-sejarah kedirgantaraan dan bisa melihat proses produksi pesawat hingga melihat pesawat dari dekat.
“Alhamdulillah hari ini menandai awal perwujudan dari kerjasama antar Pemerintah Kota Bandung dengan PTDI yang mana kami akan membentuk sebuah citra bahwa Kota Bandung adalah Kota Industri Dirgantara Indonesia,” kata Farhan usai membuka kegiatan Seminar Nasional Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2025 di PTDI, Senin (11/8/2025).
Menurut Farhan, kerjasama ini akan diresmikan pada, Rabu (13/8/2025) mendatang.
“Tanggal 13 nanti kita akan meresmikan, sebetulnya sudah pernah dicoba sebelumnya selama dua tahun terakhir yaitu sebuah wahana edutainment di PT Dirgantara Indonesia untuk anak-anak sekolah,” ujarnya.
Dirut PTDI Gita Amperiawan mengatakan, dengan kerjasama yang dilakukan dan dorongan dari Wali Kota Bandung Muhammad Farhan, kunjungan ke DI Edutainment semakin meningkat.
“Dua tahun yang lalu PTDI sudah memulai program edutainment, sebetulnya adalah menggugah kembali bagaimana kita punya potensi yang besar industri dirgantara, menggugah kembali sebetulnya tidak hanya industri, Bandung ini kaya akan perguruan tinggi. Juga dulu bagaimana LAPAN dibangun di Bandung dan tentunya berbagai macam industri-industri yang mensupport kami itu juga banyak di Bandung,” ungkapnya.
Gita juga berharap, lahir SDM-SDM berikutnya di dunia kedirgantaraan Indonesia. Dia ingin dengan DI Edutainment, banyak orang yang berminat dengan dunia kedirgantaraan.
“Melalui edutainment sebetulnya yang kami jaring generasi muda, agar mereka peduli kembali dan mereka punya kebanggaan terhadap industri dirgantara dan harapan kami kedepan mereka-merekalah yang akan menjadi generasi muda Indonesia untuk membangun industri dirgantara di tanah air,” ujarnya.
“Jadi saya sangat mengapresiasi gagasan daripada Pemerintah Kota Bandung Untuk membuat seminar ini, menggali nilai-nilai histori bagaimana sebetulnya Bandung itu layak sebagai poros science and technology kedirgantaraan nasional,” tambahnya.
Putra pertama Bapak Dirgantara Indonesia, Bj Habibie yakni Ilham Habibie menyambut baik kerjasama antara Pemkot Bandung dan PTDI. Ilham juga apresiasi keinginan Wali Kota Bandung Muhammad Farhan yang ingin wujudkan Bandung Kota Industri Dirgantara. Ilham sebut, dia siap wujudkan keinginan Farhan.
“Bandung memang sangat layak menjadi Kota Industri Dirgantara. Karena ada industri, ada perguruan tinggi dan yang paling utama adalah orang-orangnya yang memang dididik dan dia bekerja (di bidang kedirgantaraan),” ujar Ilham..
“Kalau kita lihat secara umum memang Jawa Barat ini adalah salah satu epicentrum industri se-Indonesia. Karena ini banyak sekali ada industri menjadi ujung tombak, kompleksitasnya itu memberi contoh industri lainnya bahwasannya kita mampu, karena beda dengan industri lainnya kalau di industri dirgantara, semuanya kita buat sendiri. Jadi dari segi desain dari awal kita memproduksikannya, kita melayaninya dengan punya daya jual, satu sistem kita buat, itu harus kita bayangkan di semua industri sebanyak mungkin. Sehingga kita sebagai negara bisa menjadi emas,” tambahnya.
Sementara itu, Rektor ITB Prof Tatacipta Dirgantara menjelaskan, dalam triple helix itu ada pemerintah, industri dan akademis. Tiga elemen itu, menurut Tatacipta ada di Bandung.
“Semua Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara dengan Program Studi Teknik Dirgantara itu satu-satunya program studi yang dimiliki oleh Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia dan hanya ada di Bandung, karena ada ekosistem ini. Jadi ITB tentu saja dengan sejarah yang panjang sudah terlibat sejak dimulainya program-program Pak Habibie dulu. Bahkan saya juga bisa sekolah Itu karena beasiswa Pak Habibie dan keterlibatan ITB dalam berbagai program di industri dirgantara ini sudah tidak perlu dibicarakan lagi, selalu terlibat,” terangnya.