Misa Requiem Umat Katolik Paroki St. Joseph Sukabumi untuk Paus Fransiskus

Posted on

Ratusan umat Katolik Paroki St. Joseph Sukabumi menggelar Misa Requiem untuk mengenang dan mendoakan Bapa Suci Paus Fransiskus yang telah berpulang ke hadirat Tuhan pada Senin (21/4) pagi.

Misa Requiem ini sekaligus menjadi momentum istimewa karena dipimpin langsung oleh Pastor Paroki St. Joseph Sukabumi, RD Tarcisius Puryatno.

Dalam homilinya, Pastor Tarcisius menyampaikan bahwa kepergian Paus Fransiskus adalah kehilangan besar bagi Gereja Katolik. Namun, umat juga diajak untuk merenungkan dan mengambil inspirasi dari warisan penggembalaan Paus yang dikenal dengan kesederhanaan, kerendahan hati, dan kasih yang inklusif.

“Kami mengenang karya-karya penggembalaan beliau dan mengambil inspirasi darinya agar memperkaya iman serta penghayatan katolisitas kami. Maka sore ini, kami merayakan Ekaristi bersama umat dan mendoakan agar beliau berbahagia di surga,” ujar RD Tarcisius, Selasa (22/4/2025) malam.

Sekitar 400 lebih umat dari wilayah Kota Sukabumi turut hadir dalam misa ini. Tidak hanya umat Katolik, perayaan ini juga dihadiri oleh Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi, perwakilan Kementerian Agama, serta berbagai instansi lain sebagai bentuk solidaritas dan ungkapan duka cita atas wafatnya pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia.

“Kami merasa diteguhkan dan dikuatkan karena mendapat perhatian dari pemerintah dan berbagai pihak. Ini menjadi semangat bersama untuk terus membangun Kota Sukabumi yang toleran,” tambahnya.

Terkait masa berkabung, Pastor Tarcisius mengingatkan umat untuk memanfaatkan sembilan hari yang ditetapkan oleh Gereja sebagai masa doa dan refleksi.

“Selama sembilan hari ke depan, kita diajak untuk terus mendoakan Paus Fransiskus dengan cara dan keyakinan kita masing-masing, yang penting isi doanya sama: agar beliau berbahagia di surga,” jelasnya.

Umat juga diminta bersabar dan menantikan proses pemilihan paus yang baru. Pastor Tarcisius mengajak seluruh umat Katolik untuk terus mendoakan agar Tuhan menganugerahkan seorang pemimpin yang bijaksana bagi Gereja Katolik dan negara Vatikan.

Dalam refleksinya, RD Tarcisius menekankan betapa sosok Paus Fransiskus memberi teladan hidup sederhana dan rendah hati.

“Beliau menolak tinggal di istana kepausan, lebih memilih tinggal di apartemen bersama para staf. Bahkan saat menjabat Uskup Agung di Argentina, beliau biasa naik kendaraan umum, mencuci piring sendiri, dan membereskan keperluannya secara pribadi,” ungkapnya.

Kasih yang diajarkan Paus Fransiskus, menurutnya, adalah kasih yang menyentuh semua orang, tanpa membeda-bedakan agama, jabatan atau ras.

“Saat Kamis Putih, beliau membasuh kaki para narapidana, termasuk yang bukan beragama Katolik. Ketika ke Abu Dhabi, beliau menandatangani deklarasi persaudaraan lintas agama. Kasihnya sungguh nyata, inklusif, dan anti-diskriminatif,” kata dia

Ia juga menggarisbawahi pentingnya Gereja Katolik mengalami transformasi sebagai komunitas yang berjalan bersama, bukan hanya mengandalkan sistem top-down.

RD Tarcisius menyampaikan harapannya agar Paus yang baru kelak merupakan sosok bijaksana yang mampu menjalankan dua tanggung jawab besar: sebagai pemimpin spiritual Gereja Katolik dan kepala negara Vatikan.

“Kami berharap pemimpin yang baru mampu meneguhkan iman umat, memperkaya kehidupan spiritual, serta menjadi teladan dalam kerendahan hati dan kasih. Gereja membutuhkan pemimpin seperti itu agar umat tidak mudah goyah dalam iman,” tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Paus Fransiskus meninggal dunia pada hari Senin (21/4) di usia 88 tahun dan akan dimakamkan Rabu (23/4) besok. Paus berpulang hanya sehari setelah ia muncul di depan kerumunan orang di Lapangan Santo Petrus, Vatikan pada hari Paskah, Minggu (20/4), meskipun masih dalam masa pemulihan setelah sakit parah.

Pada hari tersebut, ia mengucapkan “Selamat Paskah” kepada kerumunan orang sambil melambaikan tangan, dan memberikan berkat dan pesan dua kali setahun yang dikenal sebagai “Urbi et Orbi” (Kepada Kota dan Dunia).

“Saudara-saudari terkasih, dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengumumkan kematian Bapa Suci kita Fransiskus,” kata Camerlengo (Kepala Rumah Tangga Kepausan) Vatikan, Kardinal Kevin Farrell, dalam pernyataan yang dipublikasikan oleh Vatikan di saluran Telegramnya.

Sosok Paus Fransiskus: Inspirasi Hidup Sederhana dan Kasih Inklusif

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *