Misteri Gua Makom Sayidina Ali di Desa Cikahuripan, Sukabumi

Posted on

Gua di Desa Cikahuripan, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, yang viral usai diklaim sebagai Makom Sayidina Ali bin Abi Thalib. Gua yang berada di atas kawasan wisata Geyser Cisolok ini kini telah ditutup atas perintah pemerintah desa.

Akses menuju gua melalui jalan setapak tanah di lereng perbukitan yang dikelilingi pepohonan tinggi dan lebat. Saat infoJabar mendatangi lokasi ini pekan lalu suasana di lokasi ini sepi, hanya suara dedaunan yang bergesekan dan beberapa suara serangga hutan terdengar di antara langkah kaki.

Mulut gua tampak sederhana namun telah dipoles. Bagian lantainya telah dipasangi keramik hijau mengilap, membentuk bidang segi empat dengan satu sisi seperti altar. Dinding gua yang berwarna hitam kehijauan ditumbuhi lumut, menciptakan kesan lembab dan gelap.

Kedalaman gua hanya sekitar dua meter, cukup untuk orang dewasa berdiri. Di bagian dinding utama terlihat bekas guratan yang menyerupai telapak kaki besar. Terdapat bagian tumit lalu lengkungan telapak, sekilas memang mirip telapak kaki.

Di atas dinding gua, terdapat lekukan cekung menyerupai mahkota, yang juga kerap disebut dalam narasi spiritual yang menyertai gua ini.

Di pojok ruangan gua terlihat wadah dupa dan abu sisa pembakaran, menguatkan dugaan bahwa tempat ini pernah digunakan untuk aktivitas spiritual.

Salah satu warga, Hendra (60), yang sempat menjadi petugas kebersihan gua selama hampir tiga dekade, menunjukkan langsung bagian-bagian yang sering dijadikan titik perhatian para pengunjung.

“Ini yang katanya telapak kaki, di atas itu mahkotanya. Tapi saya enggak tahu pasti, saya cuma bersihin saja dulu,” ujar Hendra sambil menunjuk guratan batu di dinding gua.

Bagian luar gua tampak lebih liar. Batu-batu besar membingkai pintu masuk yang gelap. Akar pohon menjuntai dari atas mulut gua. Daun-daun kering berserakan di pelataran yang dilapisi batu kali.

Di dekat mulut gua, tampak seorang warga lain sedang membersihkan area, memperhatikan detail batuan yang menghitam di sisi luar diduga bekas pembakaran lama.

Di bawah gua, terdapat sebuah bangunan kecil semi permanen yang mulai lapuk dan ditumbuhi lumut. Warga menyebut bangunan itu dulu difungsikan sebagai vila oleh pria bernama Kimli, sosok yang pertama kali membuka akses ke gua ini pada 1995.

Kini, kawasan ini telah dinyatakan tertutup untuk segala bentuk aktivitas. Akses resmi ditutup, dan rencana penghijauan akan dilakukan di sekitar gua guna mengantisipasi banjir dan erosi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *