Beragam peristiwa terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pekan ini, dari mulai seorang siswa MTS dilaporkan tewas akibat duel antar pelajar, puluhan PPPK Cianjur ceraikan pasangan hinggaDamkarCianjur gunakan cara unik untuk evakuasi burung hantu.
Berikut rangkuman Cianjur pekan ini:
Ziad, salah satu siswa MTs di Kabupaten Cianjur tewas usai terlibat duel 2 lawan 2 dengan pelajar SMP di Kecamatan Leles.. Korban diduga meninggal akibat luka yang diderita lantaran terjatuh dari atas jembatan saat berduel.
Aksi duel pelajar tersebut bahkan sempat divideokan oleh teman-temannya dan diunggah ke media sosial. Dalam video berdurasi 1.17 menit itu terlihat dua kelompok remaja berkumpul dalam dua kubu berbeda di Jembatan Parigi, Desa Sindangsari, Kecamatan Leles.
Dari masing-masing kelompok tersebut terdapat dua orang yang jadi perwakilan untuk melakukan duel. Begitu saling berhadapan, empat orang itu pun langsung terlibat duel 2 vs 2, Jumat (18/7) sekira jam 21.00 WIB. Dalam kejadian itu, dua orang siswa terguling hingga akhirnya jatuh dari atas jembatan ke dasar sungai.
“Yang ada di lokasi itu 14 orang, dari SMP Leles ada 7 orang dan MTs 7 orang. Untuk yang duel ada 4 orang, dari setiap kelompok dua orang perwakilan. Saat duel itu, dua orang saling berguling sampai jatuh dari jembatan,” ujar Kapolsek Agrabinta AKP Nanda, Rabu (23/7).
Menurut dia, warga yang berada di lokasi kejadian pun menghentikan duel pelajar dan segera menyelamatkan dua pelajar yang jatuh ke sungai.
“Begitu duel warga langsung berusaha memisahkan. Apalagi begitu tahu ada yang jatuh, beberapa warga langsung turun ke dasar sungai untuk mengevakuasi korban yang jatuh,” kata dia.
Dia mengatakan kedua pelajar yang jatuh langsung dibawa ke puskesmas. Bahkan salah satu pelajar dirujuk ke rumah sakit. “Untuk yang satu jatuh ke air yang cukup dalam sehingga mengurangi benturan. Tapi satu pelajar lagi bernama Ziad yang merupakan siswa MTs jatuh ke bagian sungai yang airnya dangkal,” kata dia.
Nanda menyebut pelajar bernama Ziad sempat membaik dan dibawa pulang untuk dirawat di rumah. Namun pada Selasa (22/7) pagi, kondisinya memburuk.
“Kemarin pagi drop lagi. Kemudian dibawa ke Rumah Sakit Sindangbarang. Setelah beberapa jam penanganan, korban meninggal di rumah sakit. Jadi meninggalnya tidak sesaat setelah duel, tetapi beberapa hari setelahnya karena luka yang diderita usai jatuh dari atas jembatan,” kata dia.
Nanda Riharja sebut, dari hasil penyelidikan, ada 16 pelajar yang diduga terlibat.Sebanyak empat siswa terlibat dalam perkelahian, 10 siswa berperan untuk memastikan duel digelar, dan dua orang lainnya turut meramaikan.
“Termasuk dengan korban, total ada 16 orang yang terlibat dalam aksi duel tersebut dengan peran yang berbeda,” kata dia, Rabu (23/7).
Menurutnya, saat ini 15 orang anak yang merupakan siswa SMP dan Mts Leles sudah diamankan dan dibawa ke Mapolres Cianjur untuk dimintai keterangan.”Sudah kami amankan di rumahnya masing-masing, tadi sore sudah sampai ke Mapolres Cianjur. Dengan didampingi orang tuanya, siswa ini diperiksa oleh petugas PPA Satreskrim Polres Cianjur,” kata dia.
Dia menyebut jika belum ada tersangka dalam kasus duel maut tersebut. “Semuanya masih berstatus saksi, belum ada yang ditetapkan tersangka,” kata dia.
Nanda menambahkan pemeriksaan intensif dilakukan untuk memastikan motif dari duel maut yang menewaskan satu orang pelajar.”Kami masih cari tahu motif sesungguhnya apa,” kata dia.
42 ASN yang telah mendapatkanSurat keputusan (SK) pengangkatan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) mengajukan cerai. Hal itu terjadi karena mereka telah mengalami berbagai macam masalah menjadi alasannya, mulai dari faktor ekonomi dan cekcok yang berkepanjangan.
Puluhan ASN PPPK ini mayoritas berasal dari lingkungan pendidikan. Sebanyak 30 orang baru mengajukan perceraian, sedangkan 12 orang lainnya sudah diproses dan tinggal menunggu dokumen perceraian ditandatangan oleh pejabat Pemkab Cianjur.
“Tadi saya cek ke bidang, ternyata ada 30 orang atau sekitar 1 persen dari PPPK yang diangkat tahun ini mengajukan cerai. Sebagian besar perempuan yang menggugat suaminya,” kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur Ruhli, Rabu (23/7).
Seperti diketahui, di Cianjur sendiri, 3.000 PPPK sudah mendapat SK pengangkatan. Namun kemudian, mereka memilih untuk mengakhiri bahtera rumah tangganya dengan berbagai alasan mulai dari faktor ekonomi, hingga ketidakcocokan antara pasangan yang ditandai dengan cekcok berkepanjangan.
“Pemicunya ekonomi. Salah satunya karena sekarang perempuannya sudah punya kemandirian ekonomi sebagai PPPK, sehingga menggugat cerai suaminya,” kata dia.
Meski demikian, Pemkab Cianjur tidak tinggal diam soal masalah ini. Disdikpora masih berusaha untuk memediasi PPPK yang mengajukan perceraian tersebut.
“Kami coba mediasi, karena ini baru usulan. Semoga masih bisa rukun lagi. Kami juga ingatkan, ASN itu harus jadi contoh. Jangan sampai kerukunan rumah tangganya hancur. Karena kemungkinan besar juga mempengaruhi kinerjanya,” kata dia.
“Kami juga akan meningkatkan pembinaan ke PPPK lainnya di lingkungan Disdik untuk mencegah perceraian ini,” tambahnya.
Berdasarkan catatan sementara, sudah ada PPPK yang diproses perceraiannya. Analis SDMA Ahli Muda BKPSDM Kabupaten Cianjur Usman Yusup membeberkan bahwa selain yang tengah mengajukan ke Disdik, sudah ada 12 ajuan perceraian dari PPPK yang telah ditindaklanjuti.
“Selama periode Januari hingga Juli ini kami sudah memproses 12 ajuan. Yang 7 sudah keluar suratnya, dan yang 5 masih menunggu dokumennya ditandatangani,” kata dia.
Usman Yusup pun membeberkan bagaimana teknis untuk para pejabat jika ingin mengajukan perceraian. Menurut dia, pengajuan yang masuk ke BKPSDM merupakan usulan yang tidak dapat diselesaikan di dinas terkait.
“Sebenarnya ada tahapan, pertama di mediasi di dinas. Kalau tidak selesai diproses oleh kami, nanti ada mediasi lagi. Kalau tidak ada titik temu juga baru dikeluarkan dokumen yang nantinya jadi penyerta dalam gugatan ke pengadilan agama,” kata dia.
Ternyata, masalah perceraian itu sudah dialami pihak perempuan sejak lama. Tapi, dia memendam masalahnya, hingga kemudian berani untuk mengajukan perceraian.
“Contohnya salah satu PPPK yang kami tanya, sejak beberapa tahun pasangannya selingkuh dan tidak memberi nafkah. Karena sebelumnya hanya honorer, jadi memendam perasaan. Begitu diangkat jadi PPPK, ada kemandirian ekonomi. Sehingga tidak tahu lagi untuk bercerai. Jadi tidak begitu saja ajukan cerai setelah terima SK,” kata dia.
Dia menambahkan, dengan adanya fenomena ini, pihaknya akan meningkatkan pembinaan terhadap seluruh ASN di Kabupaten Cianjur. “Kita juga akan koordinasi dengan instansi terkait agar pembinaannya bisa lebih maksimal,” pungkasnya.
Warga Cianjur dibuat bangga dengan aksi heroik sekaligus unik yang dilakukan petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Cianjur. Layang-layang biasanya digunakan jadi permainan anak-anak, tetapi kali ini malah dijadikan alat untuk menyelamat burung hantu yang terjerat tali atas pohon.
Dalam video yang diunggah di akun media sosial @Damkarkabcianjur, terlihat petugas di Mako 1 Damkar Cianjur yang berada di Jalan Perintis Kemerdekaan berusaha menerbangkan layang-layang.
Setelah layangan terbang cukup tinggi, petugas yang memvideokan pun menunjukan seekor burung yang tergantung di atas ranting pohon lantaran tersangkut benang layangan.
Layaknya tengah beradu layangan, petugas mendekatkan benang gelasan (benang tajam) ke dekat benang yang menjerat burung hantu berwarna putih tersebut.
Pada akhirnya, benang yang menjerat putus usai bergesekan dengan benang dari layangan. Burung hantu itupun jatuh dan langsung dievakuasi petugas.
Kasi Penanggulangan Kebakaran Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Cianjur Nandi Rohendi, mengatakan evakuasi menggunakan layang-layang tersebut terjadi pada Rabu (23/7) siang.
“Awalnya ada warga yang melihat seekor burung terjerat di atas pohon. Kemudian melapor ke petugas,” kata Nandi, Kamis (24/7).
Menurut dia, burung tersebut terjerat di ketinggian 15 meter. Lantaran lokasi yang tinggi membuat petugas harus memutar otak untuk dapat mengevakuasinya.
Melihat banyak layangan yang diterbangkan anak-anak di sekitar lokasi, petugas pun mendapatkan ide untuk mengevakuasi dengan memutus tali menggunakan layangan.
“Petugas langsung beli layangan, benang gelasan, dan benang nilon. Kemudian menerbangkan layangan tersebut,” jelasnya.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Setelah ketinggiannya cukup, akhirnya tali tersebut dipotong menggunakan tali gelasan yang tajam. “Akhirnya benang yang menjerat putus dan burung hantu pun bisa dievakuasi,” ungkapnya.
Menurut dia, evakuasi tersebut sekaligus menjadi momen nostalgia pada petugas saat masa kanak-kanak.”Jadi nostalgia juga saat dulu sering main layangan. Sambil evakuasi burung. Sekarang burungnya sudah diterbangkan lagi ke alam bebas. Sudah bisa terbang lagi,” pungkasnya.
1 Orang Siswa di Cianjur Tewas Usai Berduel
Puluhan ASN Ceraikan Pasangan Usai Diangkat PPPK
Cara Unik Damkar Cianjur Selamatkan Burung Hantu
Warga Cianjur dibuat bangga dengan aksi heroik sekaligus unik yang dilakukan petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Cianjur. Layang-layang biasanya digunakan jadi permainan anak-anak, tetapi kali ini malah dijadikan alat untuk menyelamat burung hantu yang terjerat tali atas pohon.
Dalam video yang diunggah di akun media sosial @Damkarkabcianjur, terlihat petugas di Mako 1 Damkar Cianjur yang berada di Jalan Perintis Kemerdekaan berusaha menerbangkan layang-layang.
Setelah layangan terbang cukup tinggi, petugas yang memvideokan pun menunjukan seekor burung yang tergantung di atas ranting pohon lantaran tersangkut benang layangan.
Layaknya tengah beradu layangan, petugas mendekatkan benang gelasan (benang tajam) ke dekat benang yang menjerat burung hantu berwarna putih tersebut.
Pada akhirnya, benang yang menjerat putus usai bergesekan dengan benang dari layangan. Burung hantu itupun jatuh dan langsung dievakuasi petugas.
Kasi Penanggulangan Kebakaran Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Cianjur Nandi Rohendi, mengatakan evakuasi menggunakan layang-layang tersebut terjadi pada Rabu (23/7) siang.
“Awalnya ada warga yang melihat seekor burung terjerat di atas pohon. Kemudian melapor ke petugas,” kata Nandi, Kamis (24/7).
Menurut dia, burung tersebut terjerat di ketinggian 15 meter. Lantaran lokasi yang tinggi membuat petugas harus memutar otak untuk dapat mengevakuasinya.
Melihat banyak layangan yang diterbangkan anak-anak di sekitar lokasi, petugas pun mendapatkan ide untuk mengevakuasi dengan memutus tali menggunakan layangan.
“Petugas langsung beli layangan, benang gelasan, dan benang nilon. Kemudian menerbangkan layangan tersebut,” jelasnya.
Setelah ketinggiannya cukup, akhirnya tali tersebut dipotong menggunakan tali gelasan yang tajam. “Akhirnya benang yang menjerat putus dan burung hantu pun bisa dievakuasi,” ungkapnya.
Menurut dia, evakuasi tersebut sekaligus menjadi momen nostalgia pada petugas saat masa kanak-kanak.”Jadi nostalgia juga saat dulu sering main layangan. Sambil evakuasi burung. Sekarang burungnya sudah diterbangkan lagi ke alam bebas. Sudah bisa terbang lagi,” pungkasnya.