Keberadaan sekolah di pelosok daerah sangat penting untuk memfasilitasi masyarakat dalam mendapatkan layanan pendidikan. Sekolah di daerah memiliki tantangan tersendiri, seperti akses yang jauh dari penduduk atau sedikitnya anak-anak. Hal tersebut mengakibatkan sekolah mengalami kekurangan atau sedikit murid.
Salah satunya di SDN 3 Cipaku, Desa Cipaku, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Di sekolah ini hanya memiliki 41 murid untuk seluruh tingkatan dari kelas 1 sampai 6. Bahkan di tahun ajaran baru 2025/2025, SDN 3 Cipaku hanya mendapat 7 murid baru.

Selain kekurangan murid, bangunan SDN 3 Cipaku juga cukup memprihatinkan. Pantauan infoJabar, Rabu (16/7/2025), beberapa atap yang sudah lapuk dan bocor akibat guyuran hujan. Beberapa ruang kelas tanpa memiliki daun pintu, sehingga dibiarkan terbuka. Bahkan satu ruang kelas terpaksa dikosongkan karena kondisi atap sudah turun dan dikhawatirkan ambruk.
Di tengah keterbatasan ini, para murid di SDN 3 Cipaku nampak tetap gembira. Terlihat mereka mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan semangat di kelas. Anak-anak juga terlihat menikmati pelajaran olahraga dengan bermain voli di halaman lapang upacara.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Kepala SDN 3 Cipaku Dewi Rahayu menyebut sejak beberapa tahun terakhir ini sekolahnya setiap ajaran baru menerima tak lebih dari 10 murid. Tahun ajaran baru tahun ini saja hanya 7 murid, di tahun sebelumnya 6 murid bahkan dua tahun sebelumnya hanya 5 murid.
Meski murid sedikit, sekolah tetap melaksanakan kegiatan MPLS atau masa pengenalan lingkungan sekolah seperti biasa. Dilaksanakan selama 5 hari sampai Jumat.
“Memang jumlah murid baru di sini ya memang segitu, terbilang normal. Kalau dibanding dengan sekolah lain tentunya berbeda,. Total jumlah seluruh murid ada 41 orang,” ujar Dewi saat ditemui infoJabar.
Sekilas sekolah tersebut letaknya cukup strategis. Sekolah berada di pinggir jalan desa dan di tengah permukiman penduduk sebanyak 4 RT. Namun ternyata, kebanyakan penduduk di wilayah tersebut adalah orang tua atau lansia. Jumlah anak-anak di lingkungan SDN 3 Cipaku hanya sedikit.
“Anak-anaknya sedikit, karena memang penduduknya sedikit. Sebagian yang muda-muda banyak yang kerja di kota, tinggal di kota , adi anak-anak mereka juga sekolah di sana,” ungkapnya.
Dewi mengaku keterbatasan sarana prasarana dan sedikitnya murid tak menjadi hambatan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Ciamis. Menurutnya, sedikitnya murid bisa menjadi kesempatan untuk memberikan pendidikan yang lebih maksimal kepada anak-anak. Hal itu dibuktikan dengan sederet prestasi yang telah diraih oleh murid SDN 3 Cipaku. Terbaru, murid SDN 3 Cipaku menjadi juara 2 lomba MTQ tingkat kecamatan.
“Alhamdulillah orang tua murid sangat mendukung peduli pendidikan dan kami bersinergi. Di sini lebih diutamakan karena dekat dengan lingkungan pesantren. Kami juga lebih mudah mengarahkan bakat anak-anak,” katanya.
Dewi mengatakan keberadaan sekolah SD di daerah pun sangat diperlukan. Bukan dilihat dari jumlah sedikit banyaknya murid tapi memberikan layanan pendidikan bagi masyarakat. Kehadiran sekolah di daerah sebagai upaya untuk memfasilitasi pendidikan bagi masyarakat. Jangan sampai anak-anak di daerah menjadi tidak mengenyam pendidikan formal karena di wilayahnya tidak ada SD.