Rencana Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi untuk mengaktifkan kembali jalur kereta api Bandung – Ciwidey membuat sebagian warga was-was. Pasalnya beberapa warga telah membangun rumah di atas jalur rel tersebut.
Warga yang tinggal di sepanjang rel tersebut saat ini dihinggapi rasa kecemasan dan ketakutan. Mereka khawatir tempat tinggalnya akan hilang akibat adanya proyek tersebut.
Salah satu yang turut khawatir adalah warga yang berada di Kampung Ciluncat, Desa Ciluncat, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung. Mereka rata-rata telah membangun rumah di sepanjang rel yang telah lama tidak beroperasi tersebut.
Beberapa rel kerap dimanfaatkan warga sebagai jalur transportasi yang telah dibeton. Kemudian terkadang jalur tersebut harus terputus jika ada rumah warga yang telah dibangun di atas rel.
Terlihat beberapa warga ada yang membangun di atas rel. Ada juga beberapa warga yang membangun rumah di pinggir area rel tersebut. Artinya beberapa warga telah hidup di sepanjang jalur rel tersebut.
Ketua RT setempat, Dadan Rustandi (42) mengaku telah tinggal di wilayah tersebut belasan tahun. Kemudian beberapa warga saat ini kerap mengeluh secara langsung terkait rencana reaktivasi rel kereta api jalur tersebut.
“Saya sudah ada 18 tahun di sini. Katanya lima tahun ke depan mau dijalankan lagi semua (aktivasi rel Bandung-Ciwidey). Warga sudah resah, semua pada resah,” ujar Dadan, kepada awak media, Senin (21/4/2025).
Pihaknya menjelaskan saat ini beberapa warga sudah membangun di sepanjang jalur rel tersebut. Bangunan yang dimiliki warga mayoritas adalah bangunan semi permanen.
“Iya, di sini rumah dilaluin kaya ini aja. Ada yang di samping berdekatan rel, ada yang di atas rel. Jadi ada juga jalur yang di dalem rumah,” katanya.
Menurutnya dengan adanya reaktivasi tersebut membuat ratusan warga terancam kehilangan tempat tinggal. Kata dia, saat ini para warga dalam bayang-bayang kekhawatiran kehilangan tempat tinggal.
“Di sini Kepala Keluarganya (KK) ada sekitar 60. Kalau sama dengan warga yang ngontrak di sini ada sekitar 70-an lebih KK. Jika dihitung jiwa, ada mungkin lebih dari 200-an orang,” jelasnya.
Dia mengaku saat ini tidak bisa berbuat apa-apa. Namun dirinya tetap meminta pemerintah bukan hanya sekedar menggusur. Kata dia, beberapa warga yang telah tinggal di lokasi tersebut harus diperhatikan ke depannya.
“Iya kami warga rel tidak apa mau dijalankan kembali (jalur KA Bandung – Ciwidey), tapi pemerintah juga tidak mungkin mau menelantarin masyarakat. Yang penting kami mah ada buat hunian lagi, tidak masalah mau kecil juga,” ucapnya.
Rasa cemas pun dirasakan Kampung Cibeureum Jati, Desa Sadu, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung. Wilayah tersebut pun dilintasi jalur Bandung – Ciwidey yang telah lama tidak aktif. Bahkan saat ini kondisinya telah ditempati warga.
Salah satu warga tersebut adalah Iim (36). Dirinya tinggal dan memiliki usaha di atas rel tersebut. Makanya saat ini dirinya nampak kebingungan jika reaktivasi jalur tersebut telah dilakukan.
“Sebetulnya boleh saja (jalur KA Bandung-Ciwidey) kembali diaktifkan, soalnya emang kebijakan pemerintah. Tapi, saya bingung nanti usaha di mana lagi. Soalnya, pasti bangunan ini dibongkar,” kata Iim.
Iim mengaku telah tinggal di jalur tersebut sejak 15 tahun yang lalu. Dia saat ini hidup bersama suami dan anak-anaknya di rumah tersebut.
“Apalagi anak saya yang kedua, yang masih SD, bahkan bilang ke saya, gimana kalau kita diusir tinggal di mana. Saya bingung harus jawab apa. Jadi kalaupun rencana itu ada, harapannya, pemerintah menyiapkan tempat tinggal buat kita,” pungkasnya.