Seorang ustaz disabet taring babi oleh pemuda mabuk di Jamanis, Kabupaten Tasikmalaya. Insiden itu terjadi saat sang ustaz hendak menolong pelaku yang tergeletak di tengah jalan.
Berikut 5 fakta kejadian tersebut:
Korban diketahui bernama Syamsul Romli atau akrab disapa Ustaz Cucu, Kepala MDTA Bina Anak Soleh di Kampung Cikole, Ciamis. Kejadian bermula ketika ia mengantar anak berbelanja di toko serba Rp 35 ribu di Jamanis, Rabu malam.
“Iya tadi malam saya mengantar anak belanja ke toko serba Rp 35 ribu di Jamanis, ikut juga Ecep saudara saya,” kata Cucu.
Saat menunggu di warung dekat parkiran, ia melihat pemuda mabuk yang sempat menarik seorang perempuan, lalu rebahan di tengah jalan. Cucu mencoba menolong karena khawatir tertabrak kendaraan.
“Dia rebahan di tengah jalan, di dekat garis jalan, padahal itu kan jalan raya,” katanya.
Namun, niat baik itu malah dibalas amarah.
“Ditegur baik-baik, saya bilang jangan di jalan takutnya tertabrak. Eh dia malah ngajak ribut, langsung ‘masang’,” kata Cucu.
Akibat serangan dengan taring babi, Ustaz Cucu mengalami luka cukup serius dan langsung mendapat perawatan di Puskesmas Jamanis. Warga yang menyaksikan kejadian segera melerai perkelahian tersebut.
“Iya santri-santri berdatangan, tapi tidak sampai berbuat anarkis. Saya wanti-wanti agar tidak main hakim sendiri,” ujar Cucu.
Setelah pelaku menyerang, para santri Ustaz Cucu berdatangan ke lokasi. Pelaku langsung diringkus oleh warga dan santri, lalu diserahkan ke polisi yang datang dari Polsek Jamanis.
“Tersangka sudah diamankan tadi malam, sekarang sedang diperiksa anggota kami. Informasi sementara si pelaku ini anak punk,” kata Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya Kota AKP Herman Saputra.
Hasil penyelidikan awal menyatakan pelaku tidak membawa senjata tajam seperti pisau atau golok, tetapi memakai taring babi. Polisi menduga pelaku kesal karena ditegur saat mabuk.
“Penyelidikan sementara, si pelaku ini pakai taring babi, bukan pisau atau golok,” kata Herman.
“Si pelaku ini mabuk, ditegur malah marah,” sambungnya.
Ustaz Cucu berharap kejadian ini tidak hanya diproses secara hukum, tapi juga jadi pelajaran agar peredaran miras bisa lebih dikendalikan, terutama bagi generasi muda.
“Proses hukum silakan berjalan, tapi ini jadi pelajaran bagi semua, jangan sampai anak-anak muda kita terjerumus hal-hal negatif seperti itu. Peredaran miras harus terus diberantas,” kata Cucu.