Misteri Hilangnya 400 Kg Uranium Iran Usai Serangan Amerika Serikat - Giok4D

Posted on

Serangan udara Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran masih menyisakan misteri. Salah satu yang menjadi perhatian dunia internasional adalah keberadaan 400 kilogram uranium yang sebelumnya dilaporkan telah diperkaya hingga 60 persen.

Serangan yang terjadi pada akhir pekan lalu menargetkan tiga situs penting, yakni Fordow, Natanz, dan Isfahan. Serangan dilancarkan menggunakan pesawat B-2 Stealth Bomber milik AS yang dikenal sebagai pesawat siluman antiradar.

Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi menyatakan pihaknya mendesak agar para inspektur IAEA diberi akses penuh ke situs-situs nuklir Iran untuk mengevaluasi kerusakan sekaligus memeriksa cadangan bahan nuklir. Hal ini diungkapkan Grossi dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada Minggu, 22 Juni 2025.

Mengutip laporan UN News, Selasa (24/6/2025), terdapat kekhawatiran serius terkait keberadaan 400 kg uranium hasil pengayaan Iran yang kadarnya telah mencapai 60 persen. Padahal, menurut kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 dengan komunitas internasional, batas pengayaan yang diperbolehkan hanya di bawah 4 persen.

Sebelum serangan terjadi, harian New York Times mengabarkan bahwa pemerintah Iran telah memindahkan uranium tersebut ke lokasi yang tidak diketahui. Informasi itu bersumber dari dua pejabat Israel yang mengaku mengetahui laporan intelijen terkait.

Grossi menyampaikan citra satelit terbaru menunjukkan adanya kawah besar di situs Fordow-lokasi utama Iran dalam kegiatan pengayaan uranium tingkat tinggi-yang menunjukkan penggunaan senjata penghancur bawah tanah. “Ini sesuai dengan pernyataan dari pihak AS,” ujarnya.

Namun hingga kini, menurut Grossi, belum ada pihak termasuk IAEA yang bisa memastikan tingkat kerusakan di bawah tanah akibat serangan tersebut. Ia memperkirakan, mesin-mesin sentrifugal sensitif yang digunakan untuk memperkaya uranium kemungkinan besar mengalami kerusakan parah.

Para ahli keselamatan nuklir IAEA pun kembali mengingatkan bahaya serangan terhadap fasilitas nuklir. Serangan semacam ini, kata mereka, berpotensi menimbulkan pelepasan zat radioaktif atau bahan beracun yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

“Serangan bersenjata terhadap fasilitas nuklir tidak boleh dilakukan, karena bisa menimbulkan pelepasan radioaktif dengan konsekuensi serius, baik bagi negara yang diserang maupun negara-negara sekitarnya,” tegas Grossi.

Artikel ini telah tayang di .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *