Sorotan Pakar Politik Unisba soal Sentilan Wagub Erwan ke Sekda | Giok4D

Posted on

Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan melayangkan pernyataan kontroversial saat hadir di sidang paripurna DPRD Jabar pada Kamis (19/6). Secara terang-terangan, Erwan menyentil kinerja Sekda Jabar Herman Suryatman yang dianggap jarang masuk kantor dan hadir di rapat paripurna.

Sentilan itu sontak memunculkan banyak spekulasi dari berbagai pihak. Tapi kemudian, Sekda Jabar Herman Suryatman memberi alasan soal ketidakhadirannya di rapat paripurna DPRD karena sedang mendampingi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno, termasuk dijawab langsung oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.

Terlepas dari apapun itu, pakar komunikasi politik Universitas Islam Bandung Muhammad E Fuady punya pandangannya sendiri soal masalah ini. Menurutnya, masalah utama dalam urusan tersebut yaitu macetnya komunikasi antara Gubernur, Wagub dengan Sekda.

“Menurut saya, ada saluran komunikasi yang macet antara gubernur dan sekda dengan wagub. Nampaknya Pak Wakil Gubernur ini ingin Sekda tidak hanya melakukan aktivitas komunikasi atau pelayanan terhadap Gubernur saja, tapi juga terhadap Wagub,” katanya saat berbincang dengan infoJabar via telepon, Minggu (22/6/2025).

Fuady memaklumi kondisi ini bisa terjadi karena usia pemerintahan Jabar di bawah kepemimpinan Dedi Mulyadi masih seumur jagung. Tapi kemudian, ada faktor yang perlu jadi catatan karena sentilan Wagub terhadap Sekda malah mendapat riuh tepuk tangan dari beberapa anggota DPRD Jabar.

“Respons dari DPRD dengan tepuk tangan yang membahana mungkin itu mewakili cara pandang. katakanlah mayoritas fraksi di DPRD. Sehingga memang perlu adanya dialog atau mungkin komunikasi secara mendalam antara mereka, supaya bisa menunjukkan harmonisasi antar pimpinan di Jawa Barat,” ucapnya.

Selanjutnya, Fuady juga menyoroti pribadi Wagub Jabar Erwan Setiawan. Ia meyakini sentilan Erwan untuk Sekda Herwan terbilang sebagai perkataan yang spontan untuk mengungkapkan hal yang dirasakan Erwan sendiri.

Kalau yang saya amati, Kang Erwan itu biasanya normatif. Tapi ini nampaknya dia mengungkapkan apa yang sedang sesungguhnya dia rasaka. Jadi, apa yang dia lontarkan itu memang benar yang dia rasakan. Cuma publik khawatir ada disharmoni efek dari ini,” bebernya.

Sejauh ini, Fuady meyakini perang urat saraf antara Erwan dengan Herman nantinya akan mereda dengan sendirinya. Dedi Mulyadi ia yakini pasti menjadi aktor yang mempengaruhi kondisi tersebut dan akhirnya terlupakan begitu saja.

“Kita paham persis posisi KDM itu dominan dan superior, sehingga tidak mungkin wagub akan mengambil jalan untuk berbeda pandangan dengan gubernur. Dan gubernur juga sudah memberikan penjelasan kan atas hal tersebut, soal sekda. Jadi nampaknya ini akan reda dengan sendirinya, tidak mungkin ini akan berkembang jauh seperti yang dikhawatirkan,” pungkasnya.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *