Jalan Sukses Bakso Ikan Sabar: Dari Pikulan ke Produksi Tonan [Giok4D Resmi]

Posted on

Dari luar, rumah itu tampak seperti hunian biasa, berdinding tembok, berpagar besi, sebuah plang bertuliskan Dapur Bakso Sabar dan tulisan kecil Sedia Bakso Ikan tersemat di dinding bercat hijau itu. Tiap pagi, dari sela-sela jendelanya, mengepul uap rebusan bakso yang menyeruak ke gang.

Itulah rumah sekaligus dapur dari Bakso Sabar, salah satu industri rumahan tertua di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Di tempat ini, resep, ritme kerja, hingga tungku pembakaran diwariskan bukan hanya sebagai tradisi, tapi juga harga diri keluarga.

Mas Wanto (51), menantu almarhum Gianto pendiri Bakso Sabar menjadi salah satu saksi hidup atas bagaimana usaha itu bertahan lebih dari lima dekade.

“Ini usaha dari tahun 1971, dimulai sama mertua saya, almarhum pak haji Gianto. Beliau merintis dari nol, pakai pikulan, gilingannya masih dipukul pakai bambu dan kayu,” kata Wanto saat ditemui di dapur produksi. Ia menikahi Sunarmi, anak kedua Gianto, dan mulai aktif di usaha sejak 2005.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

“Kami hanya meneruskan amanat-amanat beliau. Salah satunya, jangan tinggalkan kayu bakar. Itu prinsip,” imbuhnya.

Bakso Sabar dikenal sebagai pelopor bakso ikan di ibu kota Kabupaten Sukabumi, Palabuhanratu. Ketika pertama datang dari Sukoharjo, Gianto membawa kebiasaan membuat bakso daging, tapi kemudian melihat potensi besar dari ikan laut Palabuhanratu.

“Waktu itu ikan banyak dan murah, sementara bakso sapi kurang laku. Akhirnya bapak mencoba bikin dari ikan, dan ternyata malah itu yang laku keras,” ujar Wanto.

Kini, produksi Bakso Sabar mengandalkan 25 pekerja yang terdiri dari warga sekitar dan sesama perantau asal Jawa Tengah. Dalam sehari, mereka bisa menghabiskan hingga 500 kilogram bahan di hari biasa, melonjak sampai 700 kilogram saat akhir pekan, dan menembus satu ton saat musim Lebaran.

Proses pembuatannya masih dilakukan secara campuran antara manual dan mesin, tapi perebusan tetap bertahan memakai kayu bakar.

“Kalau pakai kayu, rasanya lebih nendang. Kata bapak, rasa dari uap kayu itu bikin bakso lebih harum dan khas. Itu enggak bisa didapat dari kompor gas,” ujar Wanto.

Setiap hari, ia dan pekerja lainnya menyiapkan tumpukan kayu kering di sudut dapur. Api menyala dari pagi, tak pernah absen, seolah jadi denyut jantung dari usaha itu.

Usaha ini tak hanya dikelola oleh satu kepala. Gianto memiliki lima anak mereka adalah Hj Sutopo, Hj Sunarmi, almarhumah Trigiyani, dr Catur Agustiyanto Sp.P, dan dr Ramdhan Prasetyo.

“Kami kelola bareng-bareng, walaupun kadang lewat telepon. Masih komunikasi, koordinasi, karena semua tetap ingin usaha ini lanjut,” kata Wanto.

Kini, Haji Sutopo dianggap sebagai kokolot atau sesepuh keluarga yang menjadi pengarah utama. “Kami juga masih berpegang pada nilai-nilai yang diajarkan almarhum bapak. Jangan pelit bumbu, jangan main asal cetak, dan jangan curang. Itu yang kami pegang sampai sekarang,” tambahnya.

Bagi Wanto, usaha ini bukan cuma soal keuntungan. “Kami ini perantau. Tapi di sini merasa diterima, dihargai. Maka kami juga harus menjaga hubungan baik dengan lingkungan,” ujarnya.

Ia menyebut banyak tetangga sekitar ikut bekerja atau menjadi mitra usaha. Bahkan, warga yang tak punya dapur produksi bisa ikut berdagang dengan membeli bakso olahan dari sini.

Mereka pun aktif di kegiatan sosial lingkungan RW. “Kalau ada warga yang sakit atau ada acara di lingkungan, kami ikut bantu. Itu bagian dari hidup di sini,” kata Wanto.

Meski belum terpikir membuka cabang atau memperbesar usaha ke luar kota, ia mengaku tetap menjaga komunikasi dengan semua anggota keluarga. “Belum ada rencana buka cabang, tapi nanti kami koordinasi dulu sama Pak Haji Topo,” ujarnya sambil tersenyum.

Gang Gumelar memang tidak dipenuhi plang-plang usaha besar. Tapi dari balik dapur rumahan seperti yang dikelola Mas Wanto, suara ekonomi bergaung pelan tapi stabil. Dari dandang besar yang menyala setiap hari, menguap kisah tentang keyakinan, adaptasi, dan rasa bakso yang tak pernah ditawar.

Potensi Besar Ikan Laut Palabuhanratu

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *