Pemerintah berencana menghidupkan kembali lima jalur kereta mati di Jawa Barat. Namun rencana ambisius ini diperkirakan menelan biaya fantastis hingga Rp20 triliun.
Adapun lima jalur yang bakal direaktivasi yakni Banjar-Cijulang, Cibatu-Garut-Cikajang, Rancaekek-Tanjungsari, Cipatat-Padalarang dan Cikudapateuh (Bandung)-Ciwidey.
Berdasarkan dokumen Dirjen Perkeretaapian tentang Pengembangan Jaringan Jalur Perkeretaapian Wilayah Jawa Barat, reaktivasi jalur Banjar-Cijulang sepanjang 82 kilometer dibutuhkan biaya mencapai Rp1,894 triliun untuk pembangunan prasarana dan Rp230 miliar untuk sarana.
Kemudian jalur Cibatu-Garut-Cikajang sepanjang 47,5 kilometer membutuhkan biaya Rp1,649 triliun untuk prasarana dan Rp115 miliar untuk sarana. Jalur Rancaekek-Tanjungsari dengan panjang 11,5 kilometer membutuhkan Rp865 miliar untuk prasarana dan Rp230 miliar untuk sarana.
Jalur Cipatat-Padalarang sepanjang 17 kilometer membutuhkan Rp1,001 triliun untuk pembangunan prasarana, dan jalur Cikudapateuh (Bandung)-Ciwidey sepanjang 37,8 kilometer membutuhkan Rp4,016 triliun untuk prasarana dan Rp345 miliar untuk sarana.
Plt Kepala Dinas Perhubungan Jabar Dhani Gumelar mengatakan, dibutuhkan biaya tak sedikit untuk mereaktivasi jalur kereta di Jawa Barat. Menurut Dhani, total biaya yang dibutuhkan untuk kelima jalur tersebut diperkirakan mencapai Rp20 triliun.
“Masalahnya pembangunan kereta api itu tidak murah gitu ya, mahal. Tadi kurang lebih lah, tadi kurang lebih kalau kita jumlah itu ada sekitar Rp20 triliun,” katanya, Kamis (17/4/2025).
Selain untuk pembangunan sarana dan prasarana, Dhani menyebut pemerintah harus memikirkan upaya pembebasan lahan. Sebab banyak jalur-jalur lama yang saat ini lahannya sudah dikuasai oleh masyarakat.
“Juga beberapa lahan sudah dikuasai oleh masyarakat, terus perlu ada penyesuaian dari sisi teknis, karena memang yang direncanakan zaman Belanda kan tentunya berbeda dengan sekarang,” ungkapnya.
Karena itu, menurut Dhani realisasi dari rencana reaktivasi lima jalur kereta di Jabar kemungkinan besar baru akan terwujud dalam periode lima tahun ke depan. Meski begitu, dia memastikan Pemprov Jabar akan mengakselerasi agar keinginan reaktivasi itu bisa terwujud.
“Memang progres pembangunan kereta api terutama yang reaktivasi itu tidak terlalu cepat, ini akan dicoba diakselerasi oleh Pak Gubernur dan pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan berbagai tugas,” jelas Dhani.
“Nanti akan coba kita petakan satu-satu peran tersebut dan nanti akan coba kita usulkan ke Pak Presiden dan harapannya bisa terwujud dalam waktu lima tahun ke depan,” tandasnya.