Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.
Sabun cuci piring dikenal sebagai cairan pembersih serba guna di rumah. Fungsi utamanya untuk membersihkan peralatan makan dan alat masak dari sisa minyak serta kotoran. Dalam praktiknya, cairan ini juga kerap dimanfaatkan untuk mengatasi noda kain, membersihkan kerak sabun di wastafel, hingga mengangkat kotoran di kamar mandi.
Namun, penggunaan sabun cuci piring tidak selalu aman untuk semua permukaan. Pada kondisi tertentu, cairan ini justru dapat merusak bahan dan memperparah kondisi, bukan membersihkan noda.
Secara umum, sabun cuci piring bekerja dengan cara melapisi dan mengikat minyak serta kotoran di permukaan benda. Saat dialiri air, kotoran tersebut akan terangkat dan terbawa. Meski efektif untuk lemak dan sisa makanan, cara kerja ini tidak cocok untuk semua material.
Dilansir dari Reader’s Digest, berikut sejumlah benda yang tidak boleh dibersihkan menggunakan sabun cuci piring.
Berbagai informasi di internet menyebutkan sabun cuci piring dapat digunakan sebagai insektisida alami. Alasannya, cairan ini dianggap murah, ramah lingkungan, dan tidak meninggalkan residu. Namun, anggapan tersebut keliru. Sejumlah studi menunjukkan bahwa sabun cuci piring justru berbahaya bagi tanaman. Penggunaannya dapat merusak jaringan tanaman dan menyebabkan tanaman mati.
Pakar restorasi kayu Minwax, Bruce Johnson, menegaskan pentingnya menggunakan pembersih khusus untuk lantai kayu keras. Sabun cuci piring dinilai tidak sesuai karena dapat meninggalkan residu berupa lapisan film kotor.
“Penting dasarnya untuk memilih cairan pembersih yang tepat untuk membersihkan lantai kayu keras. Sabun cuci piring tidak akan cocok untuk membersihkannya karena akan meninggalkan residu lapisan film,” ujar Johnson, seperti yang dikutip pada Rabu (17/12/2025).
Mesin cuci piring dirancang menggunakan deterjen khusus dengan tingkat busa rendah. Penggunaan sabun cuci piring justru dapat menimbulkan busa berlebih. Busa ini akan menumpuk di dalam mesin, mengganggu kinerja, dan berpotensi merusak komponen mesin secara perlahan.
Cermin memiliki cairan pembersih khusus yang diformulasikan agar tidak meninggalkan bekas. Sabun cuci piring berisiko menimbulkan noda baru jika tidak dibilas dengan sempurna. Ahli dari American Cleaning Institute, Jessica Ek, menyebutkan potensi tersebut.
“Sabun cuci piring memang terkadang bisa meninggalkan noda bila tidak dibilas dengan sempurna,” kata Jessica.
Sebagian orang masih mencuci kendaraan menggunakan sabun cuci piring. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini dapat merusak lapisan pelindung cat kendaraan. Akibatnya, permukaan cat menjadi kusam dan meningkatkan risiko oksidasi pada besi atau baja di balik cat.
Sabun cuci piring tidak cocok untuk membersihkan bahan kulit. Cairan ini dapat menghilangkan minyak alami yang berfungsi menjaga kelembapan kulit. Dampaknya, bahan kulit menjadi kering, mudah retak, dan cepat rusak.
Sutera memerlukan perawatan khusus karena memiliki sifat protein yang mirip dengan rambut manusia. Co-Founders The Laundress, Gwen Whiting dan Lindsey Boyd, menekankan pentingnya menggunakan formula pembersih yang tepat untuk material ini.
“Sutera memiliki protein yang mirip dengan rambut kamu, maka dari itu kamu perlu menggunakan formula khusus untuk membersihkannya,” ujar Gwen Whiting dan Lindsey Boyd.
Mengetahui batas penggunaan sabun cuci piring dapat membantu menjaga kualitas berbagai material di rumah agar tetap awet dan tidak cepat rusak.
Artikel ini telah tayang di .







