Polda Jawa Barat memberikan imbauan kepada masyarakat Jawa Barat untuk tidak merayakan pergantian tahun secara berlebihan. Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan memberikan empat imbauan kepada warga Jabar.
“Imbauan yang pertama yang telah disampaikan oleh Pak Kapolda Jabar, Irjen Pol Rudi Setiawan, di mana menindaklanjuti arahan dari Pak Presiden maupun juga Pak Kapolri bahwa dalam rangka peralihan tahun ini tolong untuk tidak dirasakan kegembiraan yang berlebihan, euforia berlebihan dengan cara menggunakan petasan, kembang api, bunga api,” kata Hendra, Rabu (31/12/2025).
“Hindarilah hal-hal seperti itu karena masih dalam keadaan duka bangsa Indonesia ini dengan adanya musibah bencana alam di Aceh dan Sumatera,” tambah Hendra.
Imbauan kedua, warga yang hendak mengunjungi pusat keramaian seperti mal dan lokasi publik lainnya diminta untuk mengantisipasi potensi tindak kejahatan.
“Tolong dalam hal ini jangan melupakan adanya C3, C3 itu curas, curat dan curanmor. Curanmor ini kita tolonglah rekan-rekan semua masyarakat semuanya dalam memarkirkan kendaraannya, jangan terpisah dan jangan parkir di tempat gelap. Kemudian pastikan terterkunci, kemudian nanti si penjaganya diingatkan bahwa ini harus di posisi yang aman,” ungkapnya.
Hendra juga meminta masyarakat menggunakan kendaraan yang aman dan memenuhi standar keselamatan.
Imbauan ketiga, masyarakat yang merayakan tahun baru di kawasan wisata alam diminta untuk mewaspadai kondisi cuaca.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
“Kemudian yang berikutnya adalah masyarakat yang berlibur ke tempat wisata, contohnya sungai, kemudian pantai, ini situasi cuacanya ini masih cukup tidak baik. Angin kencang, hujan deras dan airnya banjir sehingga gelombang laut juga sangat berpengaruh. Jadi ketika ada hujan rintik sudah mendung di beberapa arah yang seluruh masyarakat yang berada di pinggir pantai, yang ada di sungai segera mengevakuasi diri. Kita antisipasi bencana alam yang di laut maupun juga di sungai maupun yang ada di gunung,” jelasnya.
Imbauan keempat berkaitan dengan potensi kejahatan digital, khususnya dalam transaksi pembayaran menggunakan QRIS.
“Kemudian juga QRIS itu ternyata bukan masuk ke kasir tapi dia masuk ke pribadi ke orang lain. Karena ada yang hanya menaruh aja tempelan itu untuk menutupi QRIS-QRIS ini. Kemudian kejahatan ATM, silakan menggunakan uang secukupnya saja,” tuturnya.
“Jadi jangan terlalu banyak membawa bekal uang yang ada di saku dan perhiasan yang mencolok yang bisa dilihat oleh orang lain,” pungkasnya.







