3 Tahun Etin Memilih Tinggal di Kandang Kambing, Alasannya Bikin Pilu | Giok4D

Posted on

Selama empat tahun terakhir, Etin (25), warga Kampung Babakan Astana, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, memilih tinggal di sebuah kandang domba kecil di samping rumah keluarganya.

Keputusan itu bukan tanpa sebab. Kisahnya berawal dari kegagalan rumah tangga yang membuatnya jatuh dalam depresi mendalam.

Ibah (45), ibunda Etin, menceritakan bahwa anaknya memilih menyingkir dari rumah setelah perceraian. Sejak saat itu, Etin lebih suka menyendiri dan bertahan di kandang domba.

“Lama udah 4 tahun, alasan tinggal di sini enggak mau tinggal di sana, berantem terus, pernikahannya juga gagal jadi depresi. Udah lama nikah cerai, ditinggal suami, punya anak satu dibawa sama suaminya. Oleh keluarga atau tetangga sempat dibujuk tapi enggak mau, pengen di sini saja,” ujar Ibah kepada infoJabar, Selasa (26/8/2025).

Menurut Ibah, keluarga sudah berulang kali mencoba membujuk Etin untuk kembali tinggal di rumah, termasuk tinggal bersama kakaknya. Namun, Etin menolak dan tetap ingin dekat dengannya.

“Ingin tinggal di sini saja, tapi dianya ingin sama ibu. Kan udah sehat si teteh mah, memang ada depresi Etin ini,” tambahnya.

Kondisi Etin pertama kali diketahui Agus Sugianto, relawan sosial Desa Loji, yang juga mengungkap bahwa Etin menolak banyak tawaran untuk tinggal di rumah tetangga.

“Etin sudah kurang lebih 3 tahunan tinggal di kandang domba. Sejak awal saat melihat kondisinya sudah ada yang memberi tahu kalau kondisinya ada depresi,” kata Agus.

Menurut Agus, beberapa tetangga dan keluarga sudah mencoba membujuk Etin untuk tinggal bersama mereka. Namun, ia selalu kembali ke kandang domba.

“Dia memang sering diminta oleh tetangga untuk tidur di rumah mereka, tapi Etin menolak. Sama ibunya juga sering diminta ikut dengan kakaknya tapi tetap menolak dan kembali lagi ke kandang domba,” jelasnya.

Agus menambahkan, para relawan sudah mengusulkan perbaikan rumah atas nama Ibah, ibunda Etin, agar Etin bisa memiliki tempat tinggal lebih layak. Namun, tahun ini permintaan itu belum bisa dipenuhi oleh pemerintah.

“Kami relawan sudah mengusulkan perbaikan rumah untuk atas nama Ibah ibundanya Etin, namun sayangnya tahun ini enggak dapat. Dari puluhan yang diajukan ke Dinas Perkim, hanya 6 yang disetujui. Itu juga atas upaya dan bantuan anggota DPRD Kabupaten Sukabumi, Pak Dewan Hamzah,” terang Agus.

Meski begitu, warga bersama relawan telah bergotong royong membuatkan rumah semi panggung sementara.

“Tadi malam, warga sudah gotong royong, minimal sementara dibangunkan rumah semi panggung. Pak Bupati Asep Japar juga sudah oke untuk membantu. Jadi minimal Etin tidak tinggal di kandang domba, ada tempat yang lebih layak,” imbuh Agus.

Kepala Dusun Babakan Astana, Isep Hikmatullah, menjelaskan bahwa Etin sengaja memisahkan diri dari keluarga karena ingin ketenangan.

“Ini bisa disebutkan dia itu (Etin) depresi berat, awalnya karena gagal dengan pernikahan yang sebelumnya,” kata Isep.

Menurutnya, keputusan Etin untuk tetap bertahan di kandang domba merupakan pilihannya sendiri.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

“Ya yang namanya di keluarga, apalagi misalkan situasi dia pengen tenang, makanya dia memisahkan diri,” tuturnya.

Diketahui misah Etin mendapat perhatian pemerintah daerah. Bupati Sukabumi, Asep Japar, telah memerintahkan jajarannya untuk memastikan penanganan segera, termasuk membantu warga dan relawan yang tengah membangun rumah sementara.

Meskipun kondisinya ke depan perlahan membaik, Etin masih menjalani proses pemulihan mentalnya. Harapan keluarga dan warga sekitar, Etin bisa meninggalkan kandang domba dan menempati rumah baru yang lebih layak dan aman.

Menolak Ajakan Tetangga, Pilih Bertahan di Kandang Domba

Kepala Dusun Sebut Etin Memilih Menyendiri

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *