3 Daerah di Jabar Catat Kasus Kematian Ibu dan Bayi Paling Tinggi baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memberikan perhatian terhadap tiga daerah dengan kasus kematian ibu dan anak paling tinggi di Jawa Barat (Jabar). Ia pun menginginkan tiga daerah itu bisa menjadi percontohan atau pilot project supaya bisa menekan angka kasus tersebut.

Demikian diungkapkan Budi Gunadi usai acara ‘Kick Off Intervensi Pencegahan dan Penurunan Kematian Ibu dan Kematian Bayi di Kabupaten Bandung, Garut dan Kabupaten Bogor’ di RSHS Bandung, Selasa (10/6/2025). Dalam paparan yang ditampilkan, ketiga daerah tersebut mencatatkan angka kasus kematian yang paling tinggi di seluruh wilayah Jabar.

Secara keseluruhan, Indonesia mencatatkan angka kematian ibu pada 2023 dengan jumlah 4.525 kasus, lalu pada 2024 turun menjadi 4.150 kasus. Sedangkan untuk angka kematian bayi, pada 2023 tercatat mencapai 32.563 kasus dan naik pada 2024 menjadi 33.150 kasus.

Sementara di Jabar, angka kematian ibu pada 2024 tercatat mencapai 749 kasus dan angka kematian bayi pada tahun yang sama mencapai 5.758 kasus. Kabupaten Bogor, Garut dan Kabupaten Bandung merupakan tiga daerah dengan angka kematian paling tinggi di Jabar.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Di Kabupaten Bogor misalnya, tercatat ada 105 kematian ibu pada 2024. Lalu Garut dengan 50 kasus kematian ibu, Kabupaten Bekasi 46 kasus serta Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cirebon dengan masing-masing 44 kasus kematian ibu.

Sedangkan untuk kematian bayi pada 2024, Kabupaten Bogor mencatat angka 717 kasus, Kabupaten Bandung 407 kasus, Garut 332 kasus, Kabupaten Cirebon 270 kasus serta Kabupaten Bekasi dengan 253 kasus. Meski angka kematian ibu dan bayi paling tinggi, Budi Gunadi mengapresiasi tiga wilayah tersebut yang sudah melaporkan kasus itu ke Kemenkes.

“Karena Jawa Barat penduduknya paling banyak, kehamilan paling banyak, kematian ibu anak (juga) paling banyak. Nah enggak banyak daerah yang kalau misalnya ada masalah, kemudian langsung mengakui dan mengatasi masalah,” katanya, Selasa (10/6/2025).

Untuk itu, Budi Gunadi mencanangkan Kabupaten Bogor, Garut dan Kabupaten Bandung sebagai wilayah percontohan untuk upaya penurunan kasus kematian ibu dan anak. Ia menargetkan, tiga wilayah tersebut sudah mulai menunjukkan berprogres dalam jangka waktu 3 bulan.

“Ini kita mau lakukan program bersama untuk menekan, kombinasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, kemudian rumah sakit umum daerah, klinik, dan puskesmas, sampai ke bidang-bidangnya. Nanti pilot project-nya jalan dalam 3 bulan. Saya harapkan, nanti ketahuan polanya. Kita bisa replikasi ke seluruh Indonesia,” ucapnya.

Selain soal masalah kematian ibu dan bayi, Budi Gunadi meminta supaya Jabar bisa menekan angka kasus stunting pada anak. Indonesia, mencatat angka stunting pada 2023 sebanyak 21,5 persen dan turun menjadi 19,8 persen, sedangkan Jabar pada 2023 mencapai 21,7 persen angka stunting anak dan turun menjadi 15,9 persen pada 2024.

“Secara nasional semuanya turun. Jadi saya bilang, terima kasih, cuma kalau bisa ditambah. Saya tanya, kalau bisa, di bawah 10 (persen), Pak Gubernur pengen lebih bagus lagi dari itu. Karena kalau Jawa Barat bisa di bawah 10, itu nasional pasti akan turun,” tuturnya.

Sementara itu, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi memasang target tinggi untuk upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayi hingga stunting anak. Dedi menginginkan angka stunting di Jabar nantinya turun hingga sekitar 5-4 persen.

“Saya pengen angka stuntingnya nanti ke angka 5 persen. Pak Menteri targetnya di bawah 10, saya pengen 5. Mudah-mudahan bisa 4, saya pengen nanti seluruh daya upaya akan kita kerahkan,” katanya.

Begitu juga dengan kasus kematian ibu dan bayi. Dedi Mulyadi menargetkan penurunan kasus itu di Jabar bisa mencapai 4 persen, sekaligus memberikan insentif kepada para bidan desa jika berhasil menurunkan angka kasus tersebut.

“Kita pengen 4% semuanya. Saya sudah kasih rambu-rambu ke Dinas Kesehatan. Coba dikasih bonus terhadap bidan pendampingnya apabila ada desanya berhasil (menurunkan angka kasus kematian ibu dan bayi),” ungkapnya.

“Kepala desanya nanti kita kasih bonus agar ketua PKK-nya bergerak. Nah ini akan menjadi prioritas kita di tahun ini. Sehingga ke depan anak-anak Jawa Barat sehat. Baik anaknya yang balita maupun usia remaja bahkan orang tuanya juga harus pada sehat,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *